Pameran Bunga dan Keramik Cantik di Ikebana 2016

Ikebana

Apa kabar, teman-teman?

Ah, saya baru inget kalau belum menyimpan catatan kelayapan kami sewaktu mengunjungi pameran bunga dan keramik yang cantik-cantik banget di Pameran Rangkaian Bunga Ikebana dan Keramik 2016.

Museum Nasional
Museum Nasional
Untuk teman-teman yang mungkin ada yang belum tau, singkatnya... Ikebana ini merupakan seni merangkai bunga dari Jepang. Saya taunya juga hasil googling kok, haha... Event ini diadakan selama empat hari di Museum Nasional, mulai tanggal 18 sampai dengan 21 Mei 2016. Dan kami berkesempatan ke sana itu yang di tanggal 20 Mei-nya.

Saya tau event ini rasanya dari IG-nya Liputan Blogger. Karena teman saya, Lina, mau ngajakin ketemuan, ya udah akhirnya kami rencanakan sekalian main ke Ikebana aja. Kami juga ngajak teman satu lagi, mba Anna. Sayangnya Puput nggak bisa ikut. Mereka merupakan genk ngayap saya yang asyik.

Museum Nasional
Museum Nasional
“Museum Nasional”. Yang ada dalam pikiran saya itu Monas. Ya udah saya sampaikan ke Lina kalau itu event adanya di Monas. Setelah mba Anna dan Lina kumpul di rumah saya, trus kami labil, haha... antara mau naik taksi online atau kopaja aja. Finally kata Lina naik kopaja aja. Kami naik angkot ke kampung melayu trus nyambung kopaja menuju Monas. Karena duduknya pisah-pisah, saya nggak ngeh kalau ke Monas itu kan turunnya di depan Gambir.

Pas udah deket Tanah Abang, kopajanya udah sepi, saya pindah duduk di sebelah Lina dan saya bilang, “Kok kayaknya ke Monas nggak sejauh ini deh.” Pas nanya keneknya, nggak taunya udah lewat jauh, haha... Tapi kata dia nggak usah turun, nanti langsung jalan kok setelah berakhir di Tanah Abang. Keneknya baik lho, nggak minta ongkos lagi. Tapi kami tetap bayar, dia nerimanya rada bengong, trus bilang, “Nanti saya bilangin, Bu, tempat turunnya, tapi nggak di depan Gambir ya. Jalan lurus trus belok ke arah kanan.”

Sampailah kami di Monas. Kok nggak ada tanda-tanda acaranya ya? Lina bilang, coba lihat lagi posternya. Abis itu dia bilang, “Lah ini mah di Museum Nasional, bukannya di Monas.” Haha... iya... iyaaa... ini gara-gara saya. Abis itu kami nyeberang dan saya mau pesan taksi online. Nggak bisa-bisa, lalu akhirnya kami nyetop bajaj aja menuju Museum Nasional.

Di dalam bajaj, saya bilang, “Mungkin kalau sebagian orang lain akan menganggap kejadian kayak gini adalah kerugian. Mungkin mereka bakalan bilang, kenapa nggak ngomong ke Lina kalau tempatnya itu di Museum Nasional. Kenapa tadi nggak patungan naik taksi online aja. Kenapa nggak gini. Kenapa nggak gitu. Tapi kalau buat gue, salah mikir dan nyasar yang sekarang ini artinya berbagi rejeki dengan kopaja dan bapak bajaj ini (dia udah lumayan tua). Duit kita udah diatur Tuhan untuk ke mereka. Nanti ongkos bajaj-nya gue yang bayar aja,” kata saya yang udah jadi sumber trouble maker, haha...

Lina dan mba Anna pun membalas, yang intinya sepaham dengan saya. Dan mereka bilang, bajaj-nya tetap patungan aja lah. Nggak usah main salah-salahan, dibawa asyik aja biar kelayapannya hepiii...

Ternyata bajaj-nya nggak bisa lewat di depan gedungnya. Kami turun di perempatan, trus nyeberang dan jalan ke arah kiri. Lumayan jauh juga tapi dibawa asyik sambil ngerumpi aja, haha... Nggak perlu lagi mengingat-ingat, “Coba tadi naik taksi online aja.” Nggakkk... bukan saya dan kami banget yang suka mengkhayal mundur. Oh ya, pas mau nyeberang, nanya dulu ke polantas, “Pak, kita bisa nyeberang di mana?” Trus kata si bapak, di sini aja juga boleh, malah diseberangin sama bapak polisinya, haha...

Dan akhirnya sampai juga kami di Museum Nasional. Spanduknya pun terbentang di muka gedung. Yeayyy...

Ikebana, Nggak Cuma Pameran Bunga dan Keramik Aja

Ikebana
Bunga cantik di Pameran Ikebana 

Ikebana
Ini dari bahan keramik. Pameran Ikebana
Setelah mengisi buku tamu, kami dan pengunjung lainnya dipersilakan masuk. Wow, mata saya langsung berhadapan dengan bunga-bunga dan keramik-keramik cantik yang nggak jauh dari pintu masuk. Oh iya, Ikebana ini diadakannya di ruangan paling belakang.

Ikebana
Ini masuknya ke Pameran bunga hias Ikebana juga
Antara saya dan deretan pete palsu :P

Lalu kami jalan-jalan ke sisi kiri dulu sembari melihat-lihat dan membaca nama-nama craft masing-masing bunga. Beneran kayak bunga asli. Cantik dan modelnya juga unik-unik banget. Ke sisi belakang, rasanya ada tiga kayak semacam batang pohon, tentunya craft juga. Lalu sisi kanan dan depan juga yang nggak kalah kerennya.

Ikebana
Pameran bunga Ikebana

Lina dan mba Anna

Pengunjung nggak cuma bisa melihat-lihat pameran aja, tapi juga menyimak workshop gratis tentang cara merangkai bunga. Sebenernya pas paginya sekitar jam 11 juga ada workshop tentang seni melipat kayak bungkus kado gitu lah, tapi kami datangnya udah siang. Saya nggak ngikutin workshop-nya yang diadakan di ruang itu juga, cuma dibatasi layar. Si Lina yang demen bikin craf karena dia guru TK, jadi penting juga buat dia ngajarin ke murid-muridnya. Kalau saya nggak demen, haha... makanya mending foto-fotoin bunga dan keramik aja buat ngisi IG.


Ikebana
Mangkok dan vas bunga keramik di Pameran Ikebana
     
Ikebana
Pameran bunga Ikebana
Selesai workshop, kami muter lagi sambil foto-foto juga. Abis itu jalan lagi ke arah kami turun bajaj tadi, trus naik bajaj menuju Atrium Senen untuk makan siang jam 5 sore. Kembali sebelumnya kami mau pesan taksi online, tapi nggak bisa-bisa. Jadinya ya bajaj lagi.

Ikebana
Pameran bunga Ikebana
Okehhh... ini cerita saya tentang kelayapan kami ke Pameran Bunga Ikebana. Lebih banyak ke ngalor-ngidulnya ya, haha... Saya kalau nulis cerita kelayapan emang ngalor-ngidul, untuk pengingat juga kalau pas dibaca-baca ulang.

Ikebana
Pameran Bunga Ikebana
Makasih ya teman-teman udah mampir...