Dari Datuk Stella Chin untuk Perempuan Lewat Buku Kebahagiaan yang Kutahu


Hai, teman-teman...

Ahaaa... akhirnya selesai sudah saya baca buku nonfiksi inspiratif Kebahagiaan yang Kutahu, karya ma’am Datuk Stella Chin dan penulisnya. Buat yang mungkin belum tau, buku terbitan Bhuana Ilmu Populer alias BIP Gramedia ini saya dapetnya gretongan sewaktu ada event bincang buku di Gramedia Central Park. Ceritanya ada di siniii...
Cerah dan Elegan


Sewaktu masih di Gramedia Central Park, saya juga sempet intip-intip sekilas tentang buku Kebahagiaan yang Kutahu ini. Walau ma’am Datuk Stella saat itu nggak bisa hadir, tapi saya bisa tau sosok beliau lewat foto di cover depan. Untuk cover depan lebih didominasi warna pink dan putih. Tampilan yang cerah dan elegan, ini dua komen saya tentang cover buku ini.

Nyimak talkshow yang dibawakan dengan begitu antusias, bikin saya jadi nggak sabar untuk cepet-cepet baca buku ini. Dan malam begitu saya nyampe di rumah, langsung saya buka plastiknya dan mulai nyicil bacanya sambil sesekali online.

Oh ya tentang siapa ma’am Datuk Stella Chin saya nggak cerita lagi di post ini ya, karena udah saya tulis di post sebelumnya.

Selain berisi tulisan, buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto keluarga ma’am Datuk Stella, jadi bacanya makin semangat...

Dibalik Kesuksesan Istri, Ada Suami yang Keren Banget


Memasuki halaman awal, saya pun dibikin baper, haha... ketika membaca kata pengantar yang ditulis oleh sir Datuk Alan Wong, suami ma’am Datuk Stella. Beberapa halaman yang tertuliskan kalimat-kalimat, betapa bangganya beliau ketika menyaksikan istrinya menaiki panggung super megah sewaktu menerima penghargaan di acara Stevie Award New York.

Yesss... dibalik kesuksesan istri, ada suami yang keren banget. Pencapaian yang didapat ma’am Datuk Stella hingga saat ini, tentu nggak lepas dari dukungan yang luar biasa dari suami beliau, seperti yang tertulis dalam halaman kata pengantar.

Istilah “cewek cerdas bikin cowok minder” sama sekali nggak berlaku bagi sir Datuk Alan, haha... Why? Karena beliau sama cerdasnya.

So, buku ini makin mengingatkan saya untuk jangan pernah labil meningkatkan kecerdasan dunia akhirat. Si cerdas sudah disiapkan Tuhan untuk si cerdas juga, dan sesama orang cerdas nggak akan minder. Yang nggak setuju bodo amat, haha...

Kenapa Saya Perlu Membacanya


Buku Kebahagiaan yang Kutahu ini ditulis oleh penulis atau mungkin tim penulis lain. Dan selain ma’am Datuk Stella sendiri yang menjadi narasumbernya, ada juga orang-orang terdekat beliau yang ikut berbagi cerita.

Secara garis besar, buku ini memang berkisah tentang perjalanan hidup ma’am Datuk Stella sejak kehidupan awalnya di Melaka hingga saat ini menjadi seorang woman entrepreneur yang bisnisnya udah go international.

Trus apa manfaatnya untuk kita, terutama para perempuan untuk membacanya? Kalau untuk saya sendiri, banyak sekali pesan yang bisa saya dapat dari sharing ma’am Datuk Stella di buku ini. As herself, wife, mom, and a leader.

Datuk Stella Chin as Herself


Dalam salah satu bab diceritakan tentang kehidupan masa kecil ma’am Datuk Stella di Melaka. Sepulang sekolah, bersama anggota keluarga lainnya, mereka membantu sang ayah yang berjualan buah serta ibu yang berjualan mie ayam. Bukan di sebuah restoran, tapi usaha kecil-kecilan dengan keuntungan yang kembang-kempis.

Hidup dalam keluarga besar yang penuh kekurangan sempet juga bikin ma’am Datuk Stella berpikir untuk enggak perlu rasanya punya cita-cita kayak anak-anak lain. Karena cita-cita kayak punya karier bagus, tentu diimbangi dengan pendidikan yang bagus pula. Sedangkan kondisi keuangan orang-tua sama sekali nggak mendukung. Begitu pikir ma’am Datuk Stella sewaktu kecil.

Tapi akhirnya beliau punya solusi, gimana caranya mulai dari beli kebutuhan dan keinginan sendiri, hingga akhirnya bisa kuliah tanpa melibatkan keuangan orang-tua.

Melalui cerita ma’am Datuk Stella tentang masa kecilnya yang pahit, serta proses dan solusi yang beliau jalankan hingga akhirnya kebutuhan, keinginan, dan mimpi beliau terwujud, mengingatkan pada para perempuan bahwa terlahir sebagai perempuan di tengah keluarga yang penuh kemiskinan, bukan lantas kita harus mematikan cita-cita untuk sekolah tinggi atau mengembangkan skill. Sekiranya orang-tua tak mampu memenuhi dari segi biaya, temukan solusinya sendiri dari skill yang kita punya juga.

Kayak yang dilakukan ma’am Datuk Stella juga. Semasa sekolah beliau menambah uang jajannya sendiri dengan bekerja yang bermodalkan ilmu pengetahuan yang didapat di kelas-kelas sebelumnya.

Datuk Stella Chin as a Wife


Ma’am Datuk Stella juga menikah di usia muda, dan sir Datuk Alan pun usianya nggak begitu jauh dengan beliau.  

“Pacaran kami tidak seperti anak muda pada umumnya yang pergi makan atau nonton. Pertemuan kami lebih diisi dengan saya banyak belajar (pelajaran kuliah) bersama Datuk,” curhat ma’am Datuk Stella di salah satu halaman.

Berumah-tangga di usia muda, diajak merantau ke Thailand serta bersusah-susah di negeri yang bagi mereka berdua sangat asing, diceritakan cukup lengkap. Kisah yang memberi gambaran ke para single, haha... kalau berumah-tangga itu nggak cuma tentang upload foto buku nikah dan nyengir bareng usai akad nikah di instagram aja dengan caption, “Kapan nyusul?” haha...

Berumah-tangga, kalau seperti yang dikisahkan ma’am Datuk Stella dan sir Datuk Alan, merupakan sebuah perjalanan yang penuh dengan berbagai macam kejutan, yang seringkali enggak pernah terpikirkan sebelumnya.

Iya, emang ada sih orang-orang yang berumah-tangga, mulai dari nikah sampe sekarang enggak pernah susah, enggak pernah ribut, selalu bahagia, selalu berkecukupan, makanya lidah atau jarinya enteng banget ngatain para single, haha...

Tapi siapa yang bisa menjamin, kalau rumah-tangga yang akan dihadapi, enggak bakalan ada “keajaiban-keajaiban”nya, kayak yang dijalani oleh ma’am Datuk Stella dan sir Datuk Alan. Makanya secara nggak langsung ma’am Datuk Stella berpesan, persiapkan diri untuk sebuah pernikahan dan rumah-tangga, biar bisa selalu bergandengan tangan untuk tumbuh bersama selamanyaaa... Nice advice, nice sharing...

Datuk Stella Chin as a Mom


Saya sempet kaget juga dengernya waktu di Gramedia Central Park diceritakan kalau ma’am Datuk Stella punya empat anak. Iya, karena sejak anak pertamanya masih balita kan beliau udah bantu suami berbisnis, jadi memutuskan punya anak empat tanpa diasuh oleh bantuan baby sitter pula, kalau buat saya... how rempong, haha...

Dan ternyata, kemandirian dan kedisiplinanlah yang menjadi dua dari beberapa hal yang ma’am Datuk Stella ajarkan pada empat anaknya. Dengan paham tugas dan tanggung-jawab masing-masing sedini mungkin, ibu pun bisa mengerjakan kegiatan yang lain. Beliau pun sharing caranya melalui buku ini.

Iya terkadang ada orang-tua yang lebih memfokuskan akademik aja, dan lupa untuk mengajarkan tentang kemandiriian dan kedisiplinan pada anak-anak. Jadinya ya punya satu anak aja rempongnya nggak ketulungan. Lewat buku Kebahagiaan yang Kutahu ini, para perempuan bisa saling belajar untuk menjadi war nyinyir good moms yang mengajarkan banyak hal baik pada anak-anak.

Datuk Stella Chin as a Leader


“Jarang sekali ada seorang bos yang juga mengingatkan bawahannya untuk menghormati orang-tua,” komentar seorang bapak ketika anak gadisnya yang manja, meminta maaf seusai ikut seminar di StarLadies.

Ya, kalau pada umumnya leader di perusahaan itu lebih ke urusan kinerja karyawan dan income perusahaan aja, ma’am Datuk Stella di tengah kesibukannya yang luar biasa, masih sempat untuk mengajarkan banyak hal di luar urusan perusahaan pada bawahannya.

Dalam buku Kebahagiaan yang Kutahu ini banyak juga sharing tentang gimana beliau dalam memimpin perusahaan. Ya, walau nggak semua dari kita merupakan seorang leader perusahaan, tapi setidaknya bagi teman-teman yang menjadi guru, yang merupakan leader di kelas, atau contoh yang lain, kita bisa banyak belajar dari sharing-nya ma’am Datuk Stella.

Jadilah Perempuan yang Berkualitas


Menjadi perempuan yang berkualitas dan tentunya bahagia, ini pesan utama dari ma’am Datuk Stella untuk perempuan lewat buku Kebahagiaan yang Kutahu.

Perempuan mesti punya kualitas dan kharisma, begitu pesan ma’am Datuk Stella. Karena cantik aja nggak akan tahan lama. Buktinya banyak krim anti aging, yes.. haha...

Pendidikan formal memang salah satunya, dan tentunya bukan satu-satunya. Berwawasan luaslah yang kalau bagi saya juga sama pentingnya, karena banyak teman-teman atau orang yang saya kenal, walau enggak sarjana tapi kualitas dirinya luar biasa.

Bagaimana kita berpikir, bicara, dan bersikap, ini juga menentukan kualitas diri kita. Yeps, saya pun masih jauh dari sebutan good quality woman.

Berteman dengan orang-orang yang memiiliki energi positif, menurut ma’am Datuk Stella, juga salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri kita plus biar makin bahagia. Iye banget, saya sendiri juga termasuk orang yang pilih-pilih teman. Bodo amat dengan yang bilang kalau temenan itu jangan pilih-pilih. Kembali ke keputusan masing-masing. Pokoknya saya ogah temenan dengan orang yang ngajak ribut, nyinyirin hidup orang lain, dan tukang ngeluh macam orang ogah hidup.

Dan ini satu lagi pesan ma’am Datuk Stella untuk meningkatkan kualitas diri dan hidup bahagia... hindari gosip!

Yesss... ini sharing saya tentang ma’am Datuk Stella Chin dan buku Kebahagiaan yang Kutahu. Untuk cerita lengkapnya tinggal dibaca aja ya bukunya. Makasih ya udah mampir...