Malamang – Tradisi Memasak Lemang di Sumatera Barat

Mengenal lamang – salah satu kuliner olahan ketan dari Ranah Minang, yang biasa ada dalam perayaan adat dan hari besar Islam.

Malamang
Malamang - memasak lemang di Ranah Minang

Apa kabar, teman-teman?


Senin dan Selasa tanggal 29 dan 30 November 2021 lalu, surau di kampung dekat rumah ini jadwalnya merayakan Maulud, atau memperingati Maulid Nabi. Jadi kalau perayaan Maulud ini dimulai dari Masjid besar dulu, setelah itu bergantianlah surau-surau di sekitarnya. Makanya surau yang di dekat rumah ini baru melaksanakan Maulud di tanggal 29 dan 30 November kemarin.


Salah satu perayaan Maulud yang bernuansa adat di Sumatera Barat ini adalah malamang – tradisi memasak lemang, yang kalau di sini disebutnya lamang.


Karena tahun lalu pas adek nikah, juga berbarengan dengan perayaan Maulud dan saya batal nonton bikin lamang, hahah... Tadinya udah semangat untuk nonton bikin lamang, eh adek yang 1 lagi bilang, “Mau nginep nggak ke (Kota) Padang (rumah mereka). Nanti dari sana kita liburan ke Solok.”


Langsung lah saya membatalkan agenda nonton bikin lamang, hahahah... Jelas-jelas saya pilih liburan ke Solok aja. Untungnya adek yang penganten baru dapat cuti bersama, jadinya kami pulangnya mundur dan bisa nonton perayaan Maulud dulu, horeyyy...

 


Lamang – Semua Berawal dari Makanan itu Harus yang Benar-Benar Halal


Malamang
Malamang - memasak lemang di Sumatera Barat

Teman-teman tentunya juga banyak yang familiar dengan lemang ya. Makanan tradisional dari olahan ketan, santan, dan garam. Lalu dimasak menggunakan bambu yang dilapis daun pisang.


Selain di Sumatera Barat, lemang juga populer di kalangan masyarakat Melayu. Termasuk di Malaysia.


Lalu kalau di Ranah Minang sendiri, menurut cerita masyarakat Pariaman, lamang diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan. Beliau merupakan salah satu penyebar atau pengajar agama Islam di Minangkabau.


Karena kala itu masyarakat masih menyantap sembarang makanan - termasuk yang non halal, Syekh pun nggak berkenan untuk menyantapnya. Walau disajikan makanan lain pun, tetap beliau was was akan alat masaknya.


Lalu Syekh mengajarkan cara memasak nasi dalam ruas bambu yang dilapis daun pisang. Karena nasi nggak bisa bertahan lama, jadilah yang dimasak beras pulut atau ketan. Tradisi memasak pulut dalam bambu ini pun akhirnya dicontoh oleh banyak orang di negeri Minang.



Lamang dalam Perayaan Adat dan Hari Besar Islam


Malamang
Malamang - memasak lamang di Ranah Minang

Di Sumatera Barat ini, tradisi malamang biasa dibuat oleh masyarakat di (Kota) Padang, Pariaman, Agam, Limapuluh Kota, dan sekitarnya.


Biasanya lamang disajikan dalam perayaan adat maupun ketika memperingati hari besar Islam. Misalnya menyambut Ramadan, lebaran dan Maulid.


Malamang
Lamang Pisang

Lamang biasa dibuat dalam 3 macam, yaitu Lamang Ketan, Lamang Pisang, dan Lamang Galamai atau Lamang Kanji.


Saya baru tau kalau ada lamang kanji. Ini dimasaknya tentu dari tepung kanji atau tepung beras. Rasanya mirip Kue Keranjang (Dodol Cina), masa... Kalau favorit saya tentu lamang pisang. Tapi sayangnya kemarin mama nggak masak lamang pisang sih, huhu... Cuma lamang ketan aja.

 


Lamang – Simbol Silaturahmi dan Kerja Sama


Malamang
Malamang - memasak lamang di Sumatera Barat

Kalau dulu memasak lamang merupakan salah satu cara untuk menyantap makanan halal. Sekarang malamang merupakan salah satu simbol silaturahmi dan kerja sama, atau gotong royong yang merupakan bagian dari budaya Minangkabau.


Memasak lamang bisa terbilang repot dan lama banget, hahah... Makanya diperlukan gotong royong sesama keluarga, biar bisa cepat matangnya. Kalau mama, barengan kakaknya papa, adek sepupu, dan iparnya. Trus saya ngapain? Ya nonton doang dong sembari foto-foto dan videoan, hahahah... Anak kurang asyem emang...


Jadi daripada malamang sendiri-sendiri, cuma sedikit, dan waktunya sama aja, mendingan dimasak bareng-bareng aja.


 

Cara Membuat Lamang

Malamang
Malamang - memasak lamang di Ranah Minang

Sedari pagi, Amak (Emak) kakaknya Papa itu udah ke rumah. Beras ketannya udah dicuci lalu diletakkan di atas tikar yang dilapis kain. Biar airnya kering.


Kemudian sama Amak itu, berasnya dimasukkan ke dalam talang yang udah dilapis daun pisang. Oh ya, mereka nggak menggunakan bambu ya, tapi talang. Biar nanti pas membelahnya nggak keras.


Berapa banyak beras ketannya? Tentu sebanyak yang mau diisikan ke dalam talangnya. Makin banyak talang, tentu makin banyak juga beras ketan yang disiapkan. Oh ya, isi beras ketannya ini nggak sampai penuh, karena nanti akan mengembang kan.


Talang yang udah diisi beras ketan itu kemudian dibawa keluar, untuk diisi santan. Oh ya, kalau yang mereka bikin kemarin itu, santannya dicampur dengan blenderan kemiri juga, biar lamangnya lebih mengkilap atau berminyak. Ditambah garam juga biar gurih. Santannya dimasukkan sesuai dengan ukuran beras ketannya.  


Selanjutnya disiapkan apinya. Mereka menggunakan ranting dan sabuk kelapa aja, trus dibakar deh... Apinya di tengah, lalu talangnya itu ditarok di kiri dan kanannya.


Lamangnya terus dipanggang sampe santannya abis. Ini berapa lama? Kurang lebih dari pagi sampe menjelang sore, hahahah... Kira-kira 5 jam-an deh.

 


Ketika Amak tu nanya, “Nita alah pandai kan masak lamang kini ko?” (Udah pintar kan sekarang masak lamang ya?”)


“Tidaaakkk...”


Hahahahhh... Lebih lama dan lebih susah dari masak rendang, bokkk...

 

Lamang Tapai
Lamang Tapai

Kalau lamangnya udah matang, tinggal dibelah deh talangnya, lalu daun pisangnya dilepas. Kemarin mama beli tapai – ketan hitam yang difermentasikan. Jadilah kami makan lamang tapai sama-sama.


Kalau untuk ke surau sih cuma bawa lamang aja. Lamang ini dibawa berbarengan dengan Jamba Nasi. Wow, apalagi itu? Ini dia cerita tentang -) Tradisi Makan Bajamba Saat Menyambut Maulid Nabi


Ini dia sedikit rekaman saya sewaktu menonton masak lamang...




Lamang untuk ke Surau – tentang Rasa Syukur dan Bersedekah


Lamang yang dibawa ke surau sih nggak banyak, palingan 2 batang aja. Ini untuk diberikan pada Orang Siak (tokoh agama) dan Anak Siak (santri) di surau tersebut.


Berbagi lamang ini merupakan simbol rasa syukur dari sang pemasak, atas rezeki yang didapat. Rasa syukur yang disampaikan lewat bersedekah atau berbagi rezeki pada orang-orang yang udah menghidupkan surau.



Lamang Bisa Tahan Berapa Lama?


Lamang
Malamang - memasak lamang di Sumatera Barat

Karena memang pakai santan, tentunya nggak bisa lama ya. Rasanya kemarin 2 hari deh, masih enak. Kalau belum mau dimakan, jangan dikeluarin dulu dari talangnya, biar lebih awet.


Selain Lamang Tapai, biasanya lamang ketan ini kami santap dengan duren (beneran) maupun pisang ambon. Mana buah yang lagi musim aja di antara keduanya.

 

Oke, ini cerita dari perayaan Maulud di kampung kami di Pariaman, Sumatera Barat. Tiap daerah tentu punya cerita masing-masing dalam merayakan Maulid Nabi, yang mungkin bernuansa adat juga.


Makasih banyak ya teman-teman udah mampir. Moga bisa menambah wawasan kita juga ya, dalam mengenal kebudayaan di negeri ini.


Pendukung materi:

https://minangkabaunews.com/malamang/

https://langgam.id/tradisi-malamang/

No comments:

Post a Comment

Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P