Resep Gulai Baga(r) Khas Pariaman

Cara memasak gulai bagar khas Pariaman - kuliner minang atau masakan padang dari olahan daging sapi, yang dimasak dengan cabe merah dan bumbu rempah lainnya. Rekomendasi masakan tanpa santan.


Gulai baga
Resep Gulai Bagar Pariaman

Apa kabar, teman-teman?


Dulu sewaktu masih tinggal di rumah almarhumah nenek, tiap kali Ramadan tiba, nenek seringkali memasak gulai baga. Terutama ditujukan untuk santap sahur. Karena makan sahur itu ngantuknya minta ampun, haha... Makanya nenek selalu memasak makanan yang berkuah, biar makannya jadi cepet.


Gulai bagar, kalau di kampung ini orang-orang menyebutnya gulai baga. Karena dalam bahasa Minang, huruf R memang kurang jelas dilafalkan. Karena warna kuahnya yang merah, terkadang gulai baga ini suka dianggap sama dengan asam padeh. Dari bumbu dan cara memasaknya, cukup berbeda sih.


Nanti saya mau bikin post terpisah ya tentang bedanya gulai baga dengan asam padeh.


Gulai baga ini lebih mirip dengan sup padang yang kaya akan rempah. Terkadang kami  di rumah dulu menyebutnya sup cabe, haha... Oh ya, walaupun namanya “gulai”, tapi gulai baga ini nggak menggunakan santan ya.


Saya baru tau kalau gulai baga ini merupakan masakan khas Pariaman, haha... Pantes lah nenek dulu sering banget masak ini.


Gulai baga umumnya menggunakan tetelan. Tapi kalau teman-teman kurang suka dengan jeroan atau daging berlemak, bisa gunakan daging padat yang untuk rendang atau dendeng batokok aja. Kuahnya pun nanti juga jadi nggak gampang berlemak.


Gulai baga biasanya juga dicampur dengan potongan kentang. Kalau teman-teman mau menambahkan kol atau wortel, bisa juga ya. Dulu nenek kalau masak gulai baga juga dimasukkan sayuran sup, biar sekalian makan sayur.


Yuk sekarang kita siapkan bahan-bahannya...

 

Gulai baga
Resep Gulai Baga Padang Pariaman


Cara membuat gulai bagar masakan padang, ini dia yang perlu disiapkan:

500 gram tetelan atau daging sapi

4 buah kentang ukuran sedang, kupas, potong 8

100 - 150 gram cabe giling

1 lembar daun bawang, iris menyerong

 


1 lembar daun seledri, iris menyerong

1 buah tomat, potong 8

½ ruas ibu jari jahe

1 ruas ibu jari lengkuas, geprek


 

5 lembar daun jeruk

3 lembar daun salam

1 batang serai, geprek

2 sdt garam


 

½ sdt penyedap

1,5 liter air

Secukupnya minyak goreng


 

Bumbu gilingnya:


8 siung bawang merah

4 siung bawang putih

3 buah kapulaga

 

3 buah cengkeh

¼ bulatan pala

2 ruas jeruk nipis

 


Note:


Kalau saya menggunakan cabe sebanyak 100 gram aja. Ini rasanya udah cukup berasa pedasnya.

 


Lalu ini ya cara memasak gulai baga khas Pariaman:


Potong-potong tetelan atau daging sapi ukuran untuk sup. Lalu cuci hingga bersih. Oh ya, saya kalau memasak daging memang dicuci hingga bersih ya. Teruntuk teman-teman yang merebus daging tanpa dicuci, nggak apa-apa dilakukan aja.


Campurkan daging dan air, lalu rebus dengan api pelan hingga 1 jam. Buang busanya ya, biar airnya nggak keruh.


Tumis bumbu giling, cabe, daun bawang, seledri, jahe, lengkuas, daun jeruk, daun salam, serai, garam, dan penyedap. Tumis hingga harum.


Kalau udah 1 jam, masukkan bumbu tumisan ke dalam rebusan daging. Kalau misal airnya keruh banget, disaring dulu aja ya.


Masak hingga 1,5 jam kemudian, dengan api pelan. Biasanya total 2,5 jam ini dagingnya udah empuk. Kalau airnya kurang, tambahin aja ya.


Kalau udah 2 jam, masukkan kentang. Biasanya kentang ini matangnya kurang lebih 30 menit.


Dicobain dulu ya rasa garamnya.


Kalau udah matang, matikan api, lalu masukkan tomat. Kalau kuahnya nggak mau cepat basi, mending tomatnya dimasukkan pas disajikan di mangkok saji aja.


Gulai baga(r) kuliner minang

Ini pedasnya cukup berasa sih. Kalau teman-teman lebih suka masakan yang pedas banget, bisa gunakan cabe giling sebanyak 150 gram aja ya. Atau nanti tambahin aja dikit-dikit. Tapi jangan tambahkan cabe giling kalau udah mau matang, nanti kuahnya bisa langu.


Oke, ini dia resep gulai baga(r) khas Pariaman, Sumatera Barat. Moga bisa jadi rekomendasi bagi teman-teman penyuka kuliner minang atau masakan padang ya.

No comments:

Post a Comment

Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P