Tebing Breksi – salah satu rekomendasi tempat wisata di Jogja dengan keindahan bukit kapur. Di sini kami juga bisa naik jeep mengelilingi bukit kapur, serta melihat Candi Banyunibo, Watu Payung, dan juga Candi Ijo. Traveling Jogja 2018.
Tebing Breksi - Traveling Jogja 2018 |
Apa kabar, teman-teman?
Selesai hepi-hepi di
Pantai Pulang Sawal alias Pantai Indrayanti, plus makan siang di Pawon Ndeso
pinggir pantai, lanjut kami main ke tebing, haha... Pokoknya wisata alam banget
deh buibuk rombongan Pandra Tour ini.
Dari Pantai Indrayanti,
kurang lebih 1 jam perjalanan menuju Tebing Breksi. Buibuk arisan dari Slipi
pun memanfaatkan waktu perjalanan dengan tidur siang. Yang namanya menuju
tebing, pastinya menuju lokasi pun lebih banyak menanjaknya. Jogja nggak begitu
padat di siang itu.
Tibalah kami di pintu
lokasi Tebing Breksi. Selesai bayar tiket bus yang diurus oleh Mas Micko, bus
wisata kami pun berhenti di lokasi parkiran. Tebing yang tinggi dan sangat
indah pun udah bisa terlihat dari dekat lokasi parkiran.
Saya bersama buibuk dengan kacamata yang nggak kalah kecehhh di Tebing Breksi - Traveling Jogja 2018 |
Sebelum masuk area utama, ada tulisan Tebing Breksi
yang cukup besar. Naik tangga sedikit, di bawahnya ada tempat duduk yang cukup
banyak, yang dibikin dari bebatuan. Di depannya ini ada tebing yang sangat
tinggi.
Lokasi di sini kayak
semacam tempat untuk ngadain acara deh, kalau lihat dari deretan kursi batunya.
Atau memang dibuat untuk pengunjung pada duduk-duduk aja ya.
Ketika lagi asyik
selfie-wefie, seorang supir jeep pun menghampiri kami dan nawarin wisata naik
jeep menuju 3 lokasi dengan harga 300 ribu untuk 4 orang. Saya barengan Mba
Piet, Teh Endah, dan Mba Mar pun sepakat untuk menggila di atas jeep,
hahahah... Mari berangkotsss...
Begitu duduk, kami langsung
dimintain duitnya karena pak supir mesti bayar tiketnya dulu sebelum mobil
memasuki area. Petualangan pun
dimulai. Jalurnya ternyata tanjakan, turunan, serta belokkan yang tajam banget,
hahahah.... Bikin kami teriak-teriak plus ngakak yang enggak kelar-kelar.
Pokoknya Alap-Alap di DuFan mah kalah deh, hahah...
“Ini kalau ibu hamil
nggak diperkenankan untuk naik ya, Bu. Karena jalanannya begini...” Kata pak
supir.
“Tenang, Mas. Saya mah
cewek baik-baik, nggak dihamilin siapa-siapa, hahahah...”
Candi Banyunibo - Traveling Jogja 2018 |
Melihat Candi Banyunibo
Kurang lebih 5 menit
melaju dengan kanan–kiri persawahan dan sesekali ada rumah penduduk, kami pun
turun di lokasi pertama, yaitu Candi Banyunibo. Kami nggak sampai masuk banget
sih ke lokasinya, cuma pepotoan di depannya aja.
Candi Banyunibo ini
merupakan Candi umat Buddha. Kalau dalam bahasa Jawa, Banyunibo ini artinya air
yang jatuh dan menetes. Candi Banyunibo ini dibangunnya pas abad ke 9 pada
zaman kerajaan Mataran Kuno. Di atas candinya ini ada stupa yang merupakan ciri
khas dari agama Buddha.
Lagi candid-in mas ganteng di ujung sana :P - Candi Banyunibo. Traveling Jogja 2018 |
Di sisi kiri Candi
Banyunibo ini ada jembatan yang juga menjadi spot asyik untuk pepotoan. Di bawahnya ada semacam got dengan air
yang bening. Melintasi jembatan ini, kami pun lanjut naik jeep menuju lokasi
berikutnya.
Kali ini perjalanan pun
melewati tanah yang ada airnya juga. Tambah mantep lah ini mobil berjalan.
Teriak-teriakan dan ngakak pun jadi makin seru, hahah... Persawahan, kali, dan
rumah penduduk terlihat bergantian.
Dari lokasi 1 ke lokasi
2 ini lumayan jauh juga. Mungkin 10 menitan deh. Kami pun melintasi jalanan
aspal yang menanjak dan terjun menurun, jadi mas supir bawa mobilnya juga mesti
kenceng.
Sesekali kami
berpapasan dengan penduduk yang bawa motor dan juga mobil. Gile, tiap hari loh
mereka ngadepin jalanan kek gini. Hebat ya, bahkan ada cewek loh yang bawa
motornya.
Saya bareng Mba Mar dan Mba Piet di Wayu Payung - Traveling Jogja 2018 |
Melihat Wayu Payung dan Candi Ijo
Tibalah kami di lokasi
kedua, yaitu Watu Payung. Di sini kayak semacam pohon pinus, trus ada spot bebatuan dengan view langit Jogja yang super keren.
Kelar foto-foto di
sini, lanjut kami menuju lokasi yang terakhir yaitu Candi Ijo. Kalau di Candi
Ijo ini masuknya bayar 5 ribu. Di sini, saya cuma sendirian yang naik, haha...
Karena tangganya yang lumayan tinggi, buibuk itu udah pada lelah...
Candi Ijo - Traveling Jogja 2018 |
Tiba di atas, ada 2
bangunan besar dan 2 bangunan kecil di kanan dan kiri area depan. Nggak begitu luas juga sih Candi Ijo ini. Saya pun
turun lagi setelah engap naik tangga belum hilang, hahah... Di area bawah ini juga ada bebatuan yang
terhampar dan cukup banyak.
Candi Ijo ini merupakan
Candi Hindu yang dibangun pada abad ke 10-11, zaman kerajaan Medang periode
Mataram. Makanya dinamakan Candi Ijo, karena lokasinya ada di atas bukit yang
dinamakan Gumuk Ijo.
Saya kembali gabung
pada tim naik jeep yang udah nungguin sembari rumpi-rumpi. Lanjut kami menuju
perjalanan pulang, yaitu kembali ke Tebing Breksi.
Tebing Breksi - Traveling Jogja 2018 |
Keliling Tebing Breksi
Kami pun turun dari area tangga. Kami nggak naik tangga yang di tebing sebelah kiri, karena tempatnya nggak begitu luas dan cukup rame. Kami mulai jalan ke area tengah. Di sini tebing pada diukir dan ada pula ukiran wayang.Walau capek tetap nyengir di Tebing Breksi - Traveling Jogja 2018 |
Foto dengan burung
hantu pun juga bisa di Tebing Breksi ini, cuma bayar lagi. Masa ada yang mau
foto, eh si burung hantunya nggak mau nengok kamera, hahahah... Udah dicolek
kepalanya sama si mas boss-nya, trus pas udah ready mau cekrek, doi buang muka lagi. Lucu banget dah itu burung hantu.
Waktu pas di bus, Mas
Micko juga jelasin kalau Tebing Breksi ini dulunya merupakan tempat penambangan
batuan alam. Nah sekitar tahun 2014, kegiatan penduduk pun ditutup oleh
pemerintah, karena bebatuan yang ada di lokasi penambangan ini merupakan batuan
yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran.
Lokasi Tebing Breksi
pun dinyatakan sebagai tempat yang dilindungi dan nggak diizinkan lagi untuk
kegiatan penambangan. Sekarang ini oleh masyarakatnya akhirnya dijadikan tempat
wisata.
Lantai 2 Tebing Breksi :P - Traveling Jogja 2018 |
Kami pun naik tangga
yang nggak begitu tinggi dan tangganya pun cukup luas. Jadi pepotoan di tangga
ini nggak desek-desekkan juga. Tiba di atas, di sini ada beberapa spot foto yang keren-keren juga, baik
yang gratis maupun menggunakan properti berbayar. Pemandangannya ya sama aja
kayak Watu Payung.
Selesai sudah hore-hore
kami di Tebing Breksi. Alhamdulillah kami dapat mas supir yang jago motret
dengan pengarah gaya juga. Karena udah biasa bawa pengunjung, jadi “wajib foto”
pun dia kasih tau, serta cara ngambil fotonya pun nggak asal-asalan. Nice...
Ini sedikit rekaman dari keseruan kami naik jeep di Tebing Breksi ya...
Dari Tebing Breksi,
kami pun menuju restoran untuk makan malam lebih awal.
Makasih banyak ya
teman-teman udah mampir. Moga bisa jadi rekomendasi liburan teman-teman pas ke Jogja ya...
Tebing Breksi
Tebing Breksi
Sambirejo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta.
Buka setiap hari 6-9 malam.
Tiket
masuk sumbangan seikhlasnya untuk pengelolaan. Tiket motor 2 ribu, mobil 5 ribu
(www.hargatiketmasuk.info)
Akses ke Tebing Breksi ->
https://moovitapp.com/index/in/Tranportasi_Umum-Taman_Tebing_Breksi-Yogyakarta-site_40140257-4384
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P