Bolehkah SKM Diminum oleh Bayi dan Balita?

Bolehkah SKM diberikan untuk bayi dan balita sebagai susu untuk memenuhi asupan protein pada anak?

Susu kental manis
Gizi sehat untuk bayi dan balita

Apa kabar, teman-teman?

Selasa, 30 Juni 2020 lalu, bersama teman-teman lainnya, kami sama-sama belajar lagi untuk makin mengenal pentingnya memberikan makanan dan minuman dengan gizi seimbang pada bayi dan balita. Lalu apa sih bahayanya kalau anak-anak nggak tercukupi kebutuhan gizinya? Serta yang paling penting, boleh nggak sih anak-anak dikasih minum SKM sebagai penambah protein dari susu.

Materi yang pastinya menarik serta bermanfaat ini cukup kami dapat dengan mengikuti Webinar bersama Nutrisi Keluarga. Para narasumbernya pun tentunya merupakan pakar di bidang kesehatan serta gizi anak, dan juga ada sharing dari seorang mommy selebgram.


Ini dia para narasumbernya:  


Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A, MARS  - dokter anak

Dr. Tria Astika Endah permatasari, SKM, M.Kes - PP Aisyiyah

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. – psikolog anak dan remaja

Ratu Anandita – parenting influencer

Nggak lupa moderatornya juga nggak kalah keren, yaitu kang Maman Suherman



Pentingnya Gizi Seimbang

Untuk memiliki anak-anak yang sehat, tentunya harus diimbangi dengan makanan dan minuman dengan gizi seimbang. Sedari sekolah dasar dulu kita pun juga udah belajar, kalau makanan yang bergizi itu didapat dari makanan pokok, lauk, sayuran, dan buah. Kemudian dilengkapi dengan minum air putih. Nggak cuma sekedar menyantap lengkap lengkap aja, takarannya pun juga mesti diperhatikan, biar gizi seimbangnya benar-benar tercapai.

Belakangan ini memang ramai kampanye gerakan “isi piringku”. Jadi dalam 1 piring itu harus dilengkapi dengan:

½ piring untuk sayur dan buah-buahan
¼ piring untuk lauk
Serta ¼ piring untuk makanan pokok
Nggak lupa dilengkapi dengan sedikit minyak sehat, karena tubuh kita pun juga butuh lemak ya.
Lalu cukupi juga dengan minum air putih 8 gelas sehari.

Gizi seimbang ini memang perlu diperhatikan, terutama saat seribu hari pertama usia bayi. Makanya para ibu yang baru melahirkan juga harus didukung ya dalam memenuhi asupan makanan dan minuman yang bergizi, biar ASI-nya lancar dan penuh gizi pula untuk diberikan pada bayinya.

Semoga para ibu selalu dimudahkan Tuhan dalam memberikan ASI untuk bayinya. Kalaupun ada yang udah dalam segala upaya memberikan ASI, namun ternyata ada kendala, tetap kita kuatkan juga. Hingga pada usia 6 bulan nanti, bayi pun akan mulai mengenal makanan pertamanya.

Pentingnya memberikan makanan dan minuman dalam takaran gizi seimbang, tentunya karena ayah dan ibu nggak ingin anak-anaknya terkena stunting, atau gizi buruk pada anak. Stunting nggak cuma perihal tinggi badan anak yang kurang dari normal aja, tapi juga berpengaruh pada kecerdasan anak. Biasanya anak-anak yang terkena stunting akan mengalami kesulitan dalam berpikir. Kan kasihan ya, terutama kalau anak-anak udah memasuki usia sekolah.

Selain takaran gizi seimbang di atas, orang tua juga biasanya juga memberikan susu untuk melengkapi kebutuhan protein anak-anak. Cuma sayangnya, terkadang ada orang tua yang ngasihnya malah kental manis. Dalam satu kemasakan kental manis itu berisi lebih dari 50 % glukosa. Ini makanya, kental manis udah nggak boleh lagi dijadikan sebagai susu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.

Kalau gitu kental manis nggak boleh diminum, ya? Tetap boleh dong untuk orang dewasa,  untuk dijadikan sebagai pengganti gula atau bahan yang memberikan rasa manis aja. Ini pun juga harus dikonsumsi secara bijak ya. Untuk anak-anak pun selepas usia balita, masih bisa diperkenankan, tapi ya tetap jangan berlebihan.


Kebersihan Pada Makanan dan Minuman

Selain mengatur isi piringku dengan gizi seimbang, faktor kebersihan makanan dan minuman juga nggak kalah pentingnya ya untuk diperhatikan. Mulai dari memilih bahan-bahan, pilihlah lauk, sayur, serta buah-buahan yang segar. Lalu ketika menyimpan di kulkas pun, pisahkan mana yang sekiranya akan menyebar bakteri, dengan menempatkan secara tertutup atau dibungkus.

Ketika ingin dimasak, cucilah bahan-bahan masakan hingga bersih. Lalu baiknya pisahkan talenan ketika ingin memotong sayur dan daging. Tiap sayur dan lauk terkadang punya waktu dan cara memasak yang berbeda, ini pula yang mesti kita pahami biar kandungan gizi pada lauk dan sayurannya pun nggak habis.

Masakan udah mateng, elalahhh... ternyata bocahnya malah kagak doyan. Hayoo siapa nih para ibu dan ayah yang anak-anaknya agak susah makannya. Kalau gitu mungkin para ibu dan ayah mesti lebih kreatif lagi ya dalam menyiapkan menu masakan. Kalau tengok-tengok instagram, rasanya banyak juga para orang tua yang sharing tentang menu masakan untuk MPASI, balita, serta anak-anak.


Berikan Dukungan untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Sebelum anak-anak lahir atau usia seribu hari pertama, bahkan ketika mulai merencanakan kehamilan pun, sebaiknya para ibu dan calon ibu udah mulai memperhatikan gizi seimbang ya. Eh sebenernya gizi seimbang mah untuk semua orang ya, hehe...

Makanya ketika kita tau ada orang-orang terdekat kita yang lagi hamil, berikan selalu doa dan dukungan kita biar mereka bahagia. Karena kalau mereka bahagia, menyantap makanan dan minuman yang penuh gizi pun jadi makin semangat kan.

Begitu pun ketika mereka udah melahirkan. Dukungan itu harus makin ditingkatkan, karena suasana bahagia juga berpengaruh pada kelancaran ASI.

Walau pandemi memang berpengaruh pada ekonomi banyak orang, tapi semoga teman-teman yang punya anak, atau yang sedang merencakan kehamilan, moga Tuhan selalu memudahkan rezeki teman-teman ya, biar terus bisa memberikan makanan dan minuman dengan gizi seimbang untuk anak-anak, serta memberikan susu yang memang layak untuk dikonsumsi anak-anak. 

Oke, kurang lebih ini hasil belajar saya melalui Webinar Nutrisi Keluarga. Untuk saya ingat-ingat, berbagi dengan orang-orang terdekat, serta mungkin bermanfaat juga untuk teman-teman ya. Makasih banyak ya udah mampir... 

No comments:

Post a Comment

Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P