Adanya kartu debit (ATM) dan kartu kredit, serta fasilitas internet banking dan mobile banking, memang sangat membantu para nasabah ketika menabung, tarik tunai, transfer, atau melakukan pembayaran. Namun, tingkat kejahatannya pun juga nggak kalah tinggi. Berikut ini beberapa tips menjadi nasabah bijak untuk melindungi diri dari kejahatan siber.
Tips menjadi nasabah bijak BRI |
Apa kabar, teman-teman?
Rasanya makin ke sini, kehidupan masyarakat Indonesia makin nggak bisa lepas dari dunia digital ya. Mulai dari media sosial untuk ajang silaturahmi, eksistensi diri, bahkan bisa untuk dijadikan ladang cuan juga.
Begitupun dalam dunia keuangan. Kalau dulu, apa-apa kita mesti datang ke bank tempat kita menabung, sekarang sembari rebahan pun kita bisa melakukan transfer dan belanja ini itu melalui aplikasi mobile banking.
Kalau ingin tarik
tunai, di minimarket dekat rumah pun
sekarang banyak tersedia ATM. Bahkan untuk menabung atau setor tunai pun, juga udah
bisa dilakukan lewat ATM.
Dalam dunia jual beli juga
makin meluas, dengan adanya pasar online.
Bertaburanlah toko online yang
menjual segala kebutuhan masyarakat. Bayarnya tinggal transfer aja, atau bayar tunai ketika kurirnya datang.
Segala kehidupan dalam
dunia digital memang cukup
memudahkan. Tapi sayangnya, juga diiringi dengan tindak kejahatan yang juga
nggak kalah memudahkan.
Kalau dulu, tindak
kejahatan itu berupa pencurian di rumah orang, penjambretan, pencopetan, dan
sebagainya. Sekarang tindak kejahatan pun merambah ke dunia maya atau dunia
digital, yang terkenal dengan istilah cyber
crime atau kejahatan siber.
Biar nggak terjadi pada
diri kita, sekaligus kita bisa menjadi penyuluh digital untuk orang tua, kakek nenek, maupun
orang-orang terdekat, ini dia beberapa tindakan kejahatan siber yang kian
marak. Di antaranya juga terjadi dalam dunia perbankan.
Jenis-Jenis
Kejahatan Siber di Media Sosial dan Dunia Perbankan:
Jenis-jenis kejahatan siber |
Berikut ini beberapa
jenis tindak kejahatan siber yang sering terjadi:
Phising
Sebuah pencurian
identitas seseorang, seperti nama lengkap, akun, maupun sandi.
Spoofing
Sebuah pencurian data,
yang kemudian si pelaku akan mengirimkan malware
berbahaya pada situs korbannya.
Cracking
Sebuah peratasan atau hack sistem keamanan dari sebuah akun,
untuk tujuan ilegal.
Penipuan OTP
OTP merupakan kode
sementara, sebagai sandi untuk verifikasi pada handphone. Dengan ngasih kode OTP pada orang lain, bisa juga disalahgunakan.
Pemalsuan Identitas
Bisa nama, nomer
rekening, atau nomer handphone kita
digunakan untuk kepentingan orang lain, misal daftar pinjaman online.
Ransonware
Sebuah penguncian atau block file data korban. Kadang kita suka dengar kan, ada orang yang akun
media sosial atau aplikasi lainnya yang tiba-tiba nggak bisa dibuka.
Peretasan Email dan Situs
Email
atau akun yang diretas ini biasanya digunakan untuk iklan produk, atau segala
kepentingan lainnya.
Injeksi SQL
Kalau ini singkatnya
lebih ke peretasan sebuah aplikasi.
Carding
Sebuah pencurian data
seseorang, yang digunakan untuk melakukan traksaksi atau pencairan saldo dengan
jumlah tertentu, ke pelaku.
Menyebarkan Konten
Ilegal
Penyebaran konten
porno, jual beli barang atau jasa ilegal, dan segala yang terlarang di mata
hukum.
Cyber
Bullying
Melakukan penghinaan
atau ujaran kebencian pada seseorang. Biasanya terjadi pada tokoh politik,
pemimpin negara, selebritis, dan lainnya.
Duplikasi Situs Milik
Orang Lain
Mengakui hasil karya
orang lain sebagai hasil karya kita.
Kejahatan Skimming
Sebuah pencurian kartu
debit atau kartu kredit untuk menarik dana.
Bentuk Kejahatan Siber
Terbesar dalam Dunia Perbankan
Kejahatan siber terbesar dalam dunia perbankan |
Kalau dulu, biasanya carding ini digunakan untuk membeli
barang-barang mewah. Sedangkan sekarang, digunakan untuk saham online, dengan cara membobol kartu
kredit seseorang.
Lalu kejahatan siber
yang tertinggi kedua adalah dalam bentuk cracking.
Tips Menjadi Nasabah Bijak dalam Menghadapi Kejahatan Siber
Menjadi penyuluh digital BRI |
Dari pihak perbankan pun juga nggak henti-hentinya menjadi Penyuluh Digital, seperti salah satu program yang diadakan oleh Bank Rakyat Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan BRI. Melalui program Penyuluh Digital ini, BRI mengajak para nasabah dan masyarakat untuk saling berbagi informasi dan edukasi, dalam menghadapi kasus kejahatan siber.
BRI Pariaman, Sumatera Barat - Pic: https://alamat-kantor-bank.blogspot.com/ |
Kampung kami berada di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di sini, bisa dibilang sebagian besar masyarakatnya menggunakan BRI. Ada beberapa BRI dan KCP-nya di Kota Pariaman, begitupun di Lubuk Alung tempat kami tinggal. ATM BRI tersedia di beberapa tempat. Serta BRILink yang memudahkan masyarakat untuk bayar listrik dan sebagainya.
Mungkin seiring dengan
sosialiasi yang dilakukan oleh BRI di kampung ini, bahwa lebih baik menyimpan
uang di bank daripada di rumah. Jadi nggak cuma para pegawai dan pedagang aja,
tapi juga para Amak dan Apak yang kesehariannya ke sawah ladang, maupun yang
jadi nelayan, juga pada punya rekening BRI.
Amak dan Apak yang ke
sawah ladang ini jangan dikira duitnya sedikit, haha... Sekali panen padi atau
cabe, bisa sejuta lebih juga omsetnya sehari. Makanya terbilang was was kan kalau menyimpan
uang di rumah.
Begitupun dengan kehidupan nelayan, karena Pariaman ini kan daerah pantai. Jadi yang berjualan ikan dan sejenisnya juga banyak.
Selain menjadi sarana menabung,
BRI juga mengadakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM. Selain itu juga ada
program KECE atau Kredit Cepat, yaitu sistem pinjaman tanpa adanya anggunan.
Nanti dibayarnya bisa mingguan atau bulanan.
Karena ini juga, makanya
BRI bisa dibilang merupakan bank paling populer di Pariaman.
Bagi orang-orang muda,
tentu kita udah sering dengar akan kejahatan siber di dunia perbankan. Walau
tetap banyak juga yang masih aja kena ya. Nah yang repotnya ini kan kalau maaf,
macam orang tua atau kakek nenek yang mungkin kurang paham.
Makanya BRI selalu ngasih
informasi dan edukasi lewat media massa, SMS
blast, email, maupun media sosial resmi BRI.
Jadi para orang tua
yang bermain facebook atau lewat SMS, bisa mendapat informasi juga.
Tentunya kita sebagai anak atau cucu, juga nggak lupa untuk terus mengingatkan
orang tua, maupun kakek nenek untuk berhati-hati dalam menghadapi kejahatan
siber.
BRI juga menjelaskan,
kalau kejahatan siber dalam bentuk phising
masih sering terjadi. Ada orang yang mengaku petugas, yang akan meminta nasabah
untuk mengubah sandi.
Melalui program Penyuluh Digital, berikut ini beberapa
tips dari BRI untuk para nasabah, dalam melindungi diri dari kejahatan
siber:
BRI meningkatkan
keamanan sistem, serta dengan penggunaan token yang akan dikirim pada handphone nasabah.
Jangan berikan data
pribadi berupa token, user id, password
internet banking maupun mobile
banking ke pihak lain.
Perhatikan notifikasi
transaksi pada internet banking maupun
mobile banking.
Jangan melakukan
transaksi internet banking melalui
komputer yang digunakan di tempat umum.
Upgrade antivirus pada komputer secara berkala.
Petugas tidak pernah
meminta data pribadi nasabah melalui SMS, telepon, maupun email.
Untuk informasi lebih
jelas, nasabah bisa menghubungi Call BRI di 14017.
BRI juga bekerjasama
dengan pihak kepolisian, untuk menangani kasus kejahatan siber para nasabah.
Oke, ini dia beberapa
jenis kejahatan siber yang sering terjadi, termasuk juga dalam dunia perbankan.
Serta beberapa tips untuk para nasabah, biar nggak kena kejahatan siber. Moga
bermanfaat bagi teman-teman juga ya. Makasih banyak ya udah mampir...
Pendukung materi:
https://www.bfi.co.id/id/blog/mengenal-cyber-crime-atau-kejahatan-digital-beserta-jenisnya
https://blog.ub.ac.id/chardinisiregar/sample-page/cybercrime-dalam-perbankan/
https://finansial.bisnis.com/read/20161201/90/608175/ini-upaya-bri-atasi-pembobolan-rekening-nasabah
https://www.ayokepariaman.id/2020/01/31/bri-cabang-pariaman-sosialisasikan-kur-mikro-dan-kecil-tahun-2020/
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P