Kapan Perayaan Tahun Baru Masehi Pertama Kali Diadakan?

Pada umumnya, setiap perayaan memiliki asal usul dibaliknya. Begitupun dengan tahun baru masehi, yang dirayakan tiap tanggal 1 Januari. Bagaimana sejarah perayaan tahun baru masehi pada awalnya? Mari simak ceritanya…

 

Tahun baru
Asal usul perayaan tahun tahun baru masehi

Apa kabar, teman-teman?


Memasuki bulan Desember 2023, artinya nggak lama lagi kita akan menjumpai tahun baru 2024. Moga pada tahun yang baru nanti, segala keinginan dan harapan terbaik teman-teman, akan Tuhan kabulkan di waktu yang terbaik. Aaamiin.


Tahun baru, ada beberapa orang yang turut merayakannya secara khusus. Baik itu menghabiskan liburan bersama keluarga maupun teman-teman, atau berkumpul dalam sebuah villa maupun rumah. Adapula yang melewatkannya dengan biasa aja. Cukup berdiam di rumah untuk menghindari kemacetan dan segala keriuhan lainnya.


Kalau teman-teman sendiri ikut tim yang mana? Saya sendiri sih termasuk yang nggak pernah merayakan pergantian tahun secara khusus. Jadi cukup di rumah aja dan melihat tayangan spesial tahun baru yang ada di TV.


Apapun itu, tentu alangkah baiknya bagi kita untuk saling menghargai. Yang penting mah buat saya, no petasan, ahahahah… Apalagi kalau bakar petasan di area perumahan. Mbok ya tolong pikirkan juga para bayi, lansia, ibu-ibu yang baru melahirkan, serta orang sakit yang butuh istirahat.


Kalau niat hati mau bakar petasan juga, takut tahun barunya nggak jadi dateng, ahahahah… Dilakukan di tempat yang jauh dari perumahan ya. Alhamdulillah 2 kali melewatkan pergantian tahun di kampung ini, tanpa adanya jedar jeder bunyi petasan.


Balik lagi ke perayaan tahun baru masehi. Pada umumnya tiap perayaan memiliki asal usul, kenapa kok diperingati tiap tanggal atau bulan sekian. Begitupun dengan perayaan tahun baru Masehi ini. Tentunya ada sejarah yang menjadi awal dirayakannya tahun baru Masehi.

 


Tahun Baru Masehi – Awalnya Dirayakan oleh Bangsa Babilonia


Tahun baru Masehi merupakan hitungan tahun baru yang ada dalam kalender Masehi. Perayaannya dilakukan saat pergantian hari pada tanggal 31 Desember menuju 1 Januari. Perayaan tahun baru masehi udah diadakan sejak 4 ribu tahun yang lalu, atau 2 ribu tahun Sebelum Masehi (SM).


Awalnya, perayaan tahun baru Masehi dilakukan untuk menghormati kedatangan tahun baru, yang dilakukan oleh bangsa Babilonia atau bangsa Babel pada tahun 1696 – 1654 SM.


Tradisi perayaan tahun baru ini dilakukan dengan mengikuti penanggalan pada bulan pertama, titik balik matahari pada musim dingin. Jadi saat itu perayaan tahun baru tuh diadakan pada pertengahan bulan Maret pas pergantian musim.


Perayaan tahun baru ini juga sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan Dewa Marduk – dewa langit yang bertarung dengan Dewi Tiamat, yang dikenal sebagai dewi laut yang jahat.

 


Perayaan Tahun Baru Masehi yang Diteruskan oleh Bangsa Romawi


Perayaan tahun baru yang awalnya diadakan oleh bangsa Babel, kemudian diteruskan oleh bangsa Romawi kuno. Pada awalnya, Romulus yang merupakan pendiri Roma, menyusun sistem penanggalan Masehi sebanyak 10 bulan 304 hari.


Waktu yang terus berjalan, hingga tibalah pada abad ke-8 SM, Numa Pompilius menambahkan 2 bulan berikutnya dalam sistem penanggalan kalendar Romawi. Dua bulan yang ditambahkan itu adalah Januarius dan Februarius, yang kemudian ditetapkan sebagai 2 dari awal tahun baru Masehi.


Kemudian Julius Caesar yang merupakan Kaisar Romawi Kuno, melakukan konsultasi dengan ahli astronomi dan matematika, untuk menyempurnakan sistem penanggalan masehi tersebut.


Hingga akhirnya, Julius Caesar pun menamakan bulan pertama kalender Romawi dari nama Dewa Janus – dewa yang memiliki muka dua, yang bisa nengok ke depan maupun ke belakang. Wow… canggih banget yak…


Jadi bulan Januari ini diibaratkan sebagai awal tahun yang baru, sekaligus akhir dari tahun sebelumnya. Lalu terpilihlah 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru Masehi, yang lagi-lagi untuk menghormati Dewa Janus sebagai dewa permulaan Romawi.

 


Perayaan Tahun Baru Masehi di Eropa Barat


Perayaan tahun baru selanjutnya pun berlanjut ke negeri Eropa Barat, masih pada abad ke-8. Dr. Aloysius Lilius mencetuskan sebuah modifikasi kalendar Masehi - dari yang sebelumnya versi Julius Caesar, berganti menjadi kalendar Gregorian. Sistem penanggalan kalendar Masehi pun terhitung sejak kelahiran Yesus di Nazaret.


Kemudian Paus Gregorius XIII sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, menyetujui kalau tiap tanggal 1 Januari diperingati sebagai pergantian tahun baru. Ini udah berlangsung sejak tahun 1582.


Sistem penanggalan Masehi inilah akhirnya yang digunakan oleh negara – negara seluruh dunia hingga saat ini.

 

 

Perayaan Tahun Baru Masehi di Masa Kini


Kalau untuk saat ini, perayaan tahun baru tentu dilakukan untuk mengisi hari libur, atau sebagai ajang silaturahmi antar keluarga dan teman-teman aja. Ada banyak acara yang bisa dilakukan saat kumpul keluarga maupun bersama teman-teman.


Yang terpenting tetap merayakan pergantian tahun dengan bijak, sesuai dengan waktu, tenaga, serta dana yang tersedia. Kemudian yang nggak kalah penting adalah jangan sampai terjadi kericuhan dan masalah lainnya.

 


Oke, itu dia cerita sejarah perayaan tahun baru Masehi pada awalnya. Moga bisa menambah wawasan teman-teman semua. Makasih banyak ya udah mampir.

2 comments:

  1. Jadi tahu sejarahnya. Tapi kebayang itu ahli astronomi gimana cara menghitungnya sampe bisa netapin ke angka 1 Januari sebagai awalnya ya. Luar biasa memang pemikirannya 👍.

    Aku sendiri sbnrnya ga ngerayain begini sih mba. Lebih milih tidur juga. Mana tiap tahn baru pasti muaceeet , dan hujaaan 🤣🤣. Makanya males

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya kan, kita bepergiannya pas sepi2 aja ya :D

      Delete

Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P