Ketika satu persatu akun media lokal mulai mengabarkan tentang sungai yang meluap, galodo, serta tanah longsor di beberapa wilayah di Sumbar ini, tentu kami yang wilayahnya insya Allah nggak terdampak ini, kami yang masih diberi rezeki listrik dan sinyal ini, harus mengabarkan berita banjir ini pada masyarakat luas. Ternyata pada awalnya, bisa dibilang nggak semudah itu…
Apa kabar, teman-teman?
Pada tulisan sebelumnya, saya udah berbagi cerita tentang catatan diri saat menghadapi banjir besar di Sumbar ini. Musibah yang ternyata juga menimpa kedua provinsi tetangga kami, yaitu Aceh dan Sumut.
Dua hari setelah hujan yang begitu deras sehari semalam, pada tanggal 23 November, akun-akun media sosial mulai dipenuhi oleh berita sungai yang meluap, galodo atau banjir bandang, serta tanah longsor. Kalau biasanya galodo dan tanah longsor ini terjadi pada wilayah berbukitan, ternyata kali ini juga menimpa beberapa wilayah di Kota Psdang. Jadi bisa dibilang, banjir besar kala itu memang parah sekali.
Kita semua tentunya
tau, kalau mengabarkan apapun melalui media sosial merupakan cara yang paling cepat. Begitupun akan musibah banjir besar ini. Bagi masyarakat yang berada nggak jauh dari lokasi terdampak, bisa langsung
memotret maupun merekam secara langsung. Kalau saya, karena memang di rumah
aja, jadilah saya memilih untuk me-repost
dan share postingan demi postingan
dari akun media lokal.
Ketika
Berita Banjir Besar ini Diragukan oleh Sebagian Orang
Pada awal-awal kami
membagikan berita ini di media sosial, ada sebagian orang yang bertanya, “Ini real atau AI sih? Begitulah, saking
maraknya video AI, hingga video yang apa adanya pun jadi ada yang meragukan.
Lalu nggak dipungkiri,
adapula sebagian orang yang membuat video AI akan kondisi banjir ini, demi
keuntungan pribadi. Bikin masyarakat yang benar-benar ingin mengetahui kondisi
sebenarnya, jadi dibuat bingung
Ketika
Berita Banjir Besar ini Bersamaan dengan Masalah Hilangnya Botol Minum
Musibah banjir besar
yang dialami di 3 provinsi ini, bersamaan dengan masalah hilangnya sebuah botol minum. Tentu
kami nggak bisa memaksa semua orang untuk turut menaikkan berita banjir ini,
seperti mereka membahas masalah botol minum itu. Bahkan pada akun seorang
pejabat pun, juga turut memparodikan tentang botol minum.
Alhamdulillah masih
banyak orang-orang yang membantu untuk menaikkan berita ini, melalui komentar
dan repost, terutama kami yang berada
di provinsi terdampak.
Pada akhirnya, masalah botol minum itu pun berakhir. Banyak orang yang makin ramai menaikkan berita banjir ini, terutama di provinsi tetangga kami yaitu Aceh yang terlihat jauh lebih terdampak. Tapi ternyata setelah itu, ada lagi drama lubang kencing yang bersiap untuk jadi materi ghibah di media sosial.
Berita
Banjir Besar vs Drama Lubang Kencing
Malam itu di sebuah
akun nasional, entah itu akun media atau bukan, saya mendapati ada video seorang perempuan yang
melakukan konferensi pers. Bukan tentang masalah prestasi, karya, atau sebuah
kasus penting, melainkan tentang urusan lubang kencingnya.
Tadinya pikir saya, sejak malam itu hingga esok harinya, publik mungkin akan membicarakan urusan lubang kencing perempuan itu. Tapi Alhamdulillah, dalam video itu, ramai orang berkomentar, “Bodo amat. Fokus Sumatera.” “All eyes on Sumatera.” Hingga keesokan harinya, nyaris tidak saya temukan postingan atau twit tentang urusan lubang kencing itu. Terus orang-orang makin ramai mengangkat berita banjir ini.
Di
Mana Kita Bisa Melihat Berita Banjir Besar Sumbar yang Terbilang Akurat?
Karena memang jauh dari
lokasi terdampak, jadi saya lebih banyak me-repost
dari akun-akun media lokal seperti Info Sumbar, Info Minang, Info Padang,
dan sejenisnya. Kalau akun media lokal kan insya Allah udah dikurasi terlebih
dahulu.
Saat satu persatu saya share ke IGS, teman-teman pun mulai
menanyakan tentang kondisi banjir besar di Sumbar ini. Begitupun tentang
kondisi saya, apakah terdampak atau tidak. Selalu saya berpesan, jangan lupa
untuk bantu naikkan berita ini.
Ini juga bisa dilakukan, bagi teman-teman yang ingin mengetahui kondisi pemulihan di Sumbar ini. Bukan berarti mengenyampingkan akun-akun personal ya, tapi karena teman-teman saya umumnya di luar Sumbar dan bukan orang Minang, tentu akan lebih memudahkan kalau menyimaknya di akun-akun media lokal.
Begitulah, teman-teman.
Hingga saat ini pun bencana banjir besar ini belum sepenuhnya pulih. Makanya
isi media sosial saya bisa dibilang cuma membahas tentang ini. Semoga bencana
banjir besar di ketiga provinsi ini lekas pulih dan nggak terulang lagi, Aamiin.
Makasih banyak ya udah mampir.

Comments
Post a Comment
Hai temans, makasih banyak ya udah meluangkan waktu untuk mampir. Semua komen dimoderasi dulu ya. Jangan lupa untuk mampir pada postingan lainnya.