Jelajah Kampung Berseri Astra Tabek, Talang Babungo: Satukan Gerak Bersama Astra, Bangkit dari Kampung Termiskin di Sumatera Barat
Jauh dari pusat kota, serta terjuluki sebagai kampung termiskin di Sumatera Barat. Hingga nun jauh dari ibukota, PT Astra International, Tbk pun hadir. Bukan cuma sekedar memberikan bantuan, namun bergotong royong untuk mengubah peradaban. Satukan gerak bersama Astra, kini sang kampung termiskin pun telah mengubah dirinya menjadi sebuah kampung yang mandiri dan sejahtera. Pada rangkaian roadshow Astra SATU Indonesia 2025, Blogger Padang pun diundang untuk melihat pesona Kampung Berseri Astra (KBA) Tabek. Mari simak cerita selanjutnya. #SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia
![]() |
KBA Tabek, Talang Babungo |
Apa kabar, teman-teman?
Astra SATU Indonesia memiliki program SATU Indonesia Awards, yaitu sebuah penghargaan pada para tokoh atas karya-karya terbaiknya di bidang
kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Karya-karya
yang tentunya akan berdampak baik pada lingkungan sekitar, serta negeri ini.
![]() |
Astra SATU Indonesia 2025 |
Selain itu, juga ada penghargaan untuk Kampung Berseri Astra (KBA) dan Desa Sejahtera Astra (DSA). Desa-desa binaan Astra yang terus berjuang untuk menjadi desa yang mandiri dan sejahtera, dengan mengembangkan potensi lokalnya.
Untuk makin mengapresiasi para pemenang SATU Indonesia Awards, serta Penggerak KBA dan DSA, maka diadakan pula Lomba Foto Astra (LFA) dan Anugerah Pewarta Astra (APA).
Dalam rangka
mempromosikan Astra SATU Indonesia 2025, Astra mengadakan workshop di beberapa
daerah, yang salah satunya di Sumatera Barat ini. KBA Tabek pun terpilih
menjadi tuan rumah.
Bukan secara kebetulan, bila KBA Tabek yang berketempatan sebagai tuan rumah. Selain menjadi kampung
pertama yang terpilih dalam KBA di Sumatera Barat ini, KBA Tabek juga berhasil
meraih 5 Besar Kampung Terbaik Binaan Astra. Hebat!
Betapa kesempatan yang
luar biasa, ketika Blogger Padang diundang untuk mengikuti serangkaian roadshow Astra SATU Indonesia 2025 ini.
Diajak berkeliling melihat suasana di sebuah desa wisata budaya. Merasakan
hangatnya sapaan warga “jorong”, di tengah dinginnya udara Solok. Serta
tentunya, terurai kisah akan perjalanan panjang Jorong Tabek, hingga pada
akhirnya Astra hadir di sana.
Perjalanan
dari Kota Padang Menuju KBA Tabek, Talang Babungo
KBA Tabek berada di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo. Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Keberangkatan kami dari
Kota Padang dimulai saat pagi-pagi sekali, mengingat perjalanan menuju
Kabupaten Solok terbilang cukup jauh. Melintasi “tikungan adsense” Sitinjau Laut, menikmati pemandangan demi pemandangan
danau yang terhampar begitu luasnya, serta megahnya pegunungan di atasnya.
![]() |
Pemandangan Danau Kembar di Solok |
Dua jam berlalu,
tibalah kami di Alahan Panjang. Masih diperlukan 30 menit lagi, untuk tiba di
Nagari Talang Babungo. Hingga pada akhirnya, sampailah kami di KBA Tabek.
Kalau teman-teman
berangkat langsung dari Bandara International Minangkabau (BIM), akan menempuh kurang
lebih 3 jam lamanya.
Melangkah kami memasuki
MIS Mualimmin, tempat roadshow
berlangsung. Nampak sederet anak-anak perempuan yang begitu cantik mengenakan
kostum penari. Ada pula kelompok anak perempuan lainnya yang mengenakan kostum
tari yang berbeda. Kemudian juga ada anak lelaki yang begitu gagah mengenakan
kostum silat.
Para Bundo Kanduang –
sebutan kami untuk ibu-ibu sang permaisuri rumah, juga nampak begitu anggunnya
mengenakan baju kurung berwarna biru, khas warna Astra. Para Bundo Kanduang ini
juga udah bersiap untuk memainkan alat musik tradisional. Selain itu, juga ada
ibu-ibu yang menjaga mini bazaar yang berisikan produk UMKM khas KBA Tabek.
Bapak ibu, serta
anak-anak lainnya, bahkan para kakek nenek pun juga turut meramaikan. Semua
nampak begitu bersemangat menyambut perhelatan di jorong mereka.
Musik mulai mengalun,
alat musik mulai dimainkan, Tari Pasambahan pun ditarikan dengan begitu
anggunnya. Sebuah tarian selamat datang untuk para rombongan tamu yang hadir.
Tarian yang juga diiringi dengan pertunjukan silat.
Tarian penyambutan pun
ditutup dengan Tari Piring, yang lengkap dengan pertunjukan menginjak-injak pecahan
beling. Luar biasa sekali!
Tarian dan silat
tradisional ini merupakan seni budaya yang termasuk dalam pilar pendidikan di
KBA Tabek. Seni budaya yang juga akan dipertunjukkan, bila teman-teman pergi
berlibur ke Desa Wisata Budaya KBA Tabek.
![]() |
Air nira dari pohon aren di Talang Babungo |
Terhidang pula welcome drink khas KBA Tabek, yaitu air
nira. Baru kali itu saya mencicipinya. Serupa dengan air tebu, namun disajikan
hangat. Manis dan sedap sekali.
![]() |
Kue kareh-kareh |
Kemudian saya juga
mencicipi kue kareh-kareh, yang dijual di mini bazaar. Kue yang terbuat dari tepung beras, gula aren, serta
santan. Kareh artinya keras. Namun kue ini terasa renyah, enggak keras.
Selanjutnya kami “masuk
kelas” dan duduk di kursi kayu – bernostalgia menjadi anak SD. Di dalam kelas
itu, terurailah kisah dari Bapak Kasri Satra, S.Pd akan perjalanan panjang
membesarkan KBA Tabek bersama Astra, hingga saat ini.
Jorong Tabek – Pahitnya Hidup di Desa Penghasil Manisnya Tebu dan Aren
Sumatera Barat
merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Sumatera. Alamnya membentang
menjadi dua bagian, yaitu wilayah pegunungan dan pesisir pantai.
Perkebunan teh di Solok |
Solok merupakan salah
satu kabupaten yang berada di daerah pegunungan atau perbukitan. Ada Kabupaten
Solok, juga ada Kota Solok. Layaknya dataran tinggi lainnya, Solok memiliki udara
yang sejuk hingga dingin, dengan hamparan perkebunan teh dan kopi, serta
beragam sayur dan buah. Selain itu, Kabupaten Solok juga dikenal sebagai pusat
beras terbanyak di Sumatera Barat. Kami menyebutnya “Bareh Solok”.
Kabupaten Solok
memiliki 15 Kecamatan. Hiliran Gumanti merupakan salah satunya. Kecamatan
Hiliran Gumanti ini memiliki 74 desa, yang disebut dengan “nagari”. Talang
Babungo merupakan salah satu nagari yang ada di Kecamatan Hiliran Gumanti.
Nagari Talang Babungo pun memiliki 7 “jorong”, yang kemudian diadakan pemekaran hingga menjadi 10. Jorong merupakan sebutan untuk wilayah yang lebih kecil dari nagari. Kalau nagari itu setingkat dengan kelurahan, maka jorong bisa dibilang setingkat dengan RT atau RW. Lalu Tabek merupakan salah satu jorong yang ada di Nagari Talang Babungo.
![]() |
Para narasumber: Rananggana Rayidhea (Astra), Kasri Satra (Penggerak KBA Tabek), Yasrul (Kepala Jorong Tabek), Prasetyo Utomo (Photo Journalist Antara Foto) |
“Dulu, kampung ini
sering diolok-olok sebagai kampung termiskin di Sumatera Barat,” ucap Pak Kasri
saat membuka cerita.
Jauh dari pusat kota
dengan akses yang tertutup, menjadikan Jorong Tabek sebagai jorong yang
tertinggal dan penuh kemiskinan. Bahkan kemiskinan yang udah dirasakan sejak
zaman penjajahan Jepang. Jalan yang kecil dan rusak, membuat warga kesulitan
untuk menjual hasil panen, berupa beras, tebu, jagung, sayur mayur, dan
lainnya.
Nggak ada kendaraan
yang mau mengangkut hasil panen warga ke Pasar Alahan Panjang. Kalaupun dibawa
menggunakan motor, masih terasa kurang efektif. Pada akhirnya, hasil panen
warga pun dijual murah, pada pemborong yang datang langsung.
Selain hasil panen di
atas, tebu juga berlimpah di Jorong Tabek. Lebih dari 500 hektar, terhampar
perkebunan tebu milik warga. Begitupun dengan pohon aren yang juga mencapai
ratusan jumlahnya. Bahkan pohon aren ini bisa tumbuh secara liar. Namun kembali
lagi karena masalah akses, hasil panen tebu dan aren ini juga terjual dengan
harga murah.
Akan tetapi, dibalik
kondisi yang penuh kemiskinan, tersimpan kekayaan warisan nenek moyang berupa
semangat bergotong royong. Mulai dari pembangunan jalan, jembatan, sekolah,
serta keperluan masyarakat lainnya, dibangun secara bergotong royong.
Musyawarah pun selalu
dilakukan, mencari solusi akan bagaimana caranya bersama-sama keluar dari
kemiskinan yang turun temurun.
Impian
Bangkit dari Kemiskinan, Melalui Program Kampung Berseri Astra
![]() |
Pak Kasri Satra, S.Pd - Penggerak KBA Tabek |
“Saat kami letih, Astra
pun hadir…”
Berada dalam kampung
yang tertinggal dengan ekonomi buruk, udah menjadi keseharian masyarakat Jorong
Tabek. Namun bagi generasi mudanya, tentu memiliki impian akan perubahan yang
lebih baik.
Ketika mendengar
informasi bahwa PT Astra International, Tbk memiliki program Kampung Berseri
Astra (KBA), Pak Kasri pun nggak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Ikhtiar
menyejahterakan jorong pun dilakukan, dengan mengirimkan proposal pada Tim KBA
Astra.
Kampung Berseri Astra
(KBA) merupakan sebuah program dari CSR PT Astra International, Tbk untuk memberdayakan
sebuah kampung, yang mencakup 4 pilar utama, yaitu dalam bidang pendidikan,
kesehatan, lingkungan, serta wirausaha yang mengoptimalkan potensi lokal
melalui Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (PRUKADES) di kampung tersebut.
September hingga akhir
tahun 2015, menjadi moment awal
perubahan bagi warga Jorong Tabek. CSR PT Astra menyetujui proposal tersebut.
Jorong Tabek menjadi satu-satunya kampung di Sumatera Barat yang terpilih. Luar
biasa!
Jorong Tabek pun resmi
menjadi “Kampung Berseri Astra Tabek”. Program demi program mulai dijalankan
oleh Bapak Kasri Satra, S. Pd selaku Penggerak KBA Tabek.
Bukan uang tunai atau sembako
yang diberikan oleh Astra. Melainkan sebuah pembinaan pada masyarakat.
Ternyata, bukan hal yang mudah pula bagi Pak Kasri dalam menjalankan program
ini. Awalnya cuma dua orang aja yang berkenan untuk bergabung. Karena
masyarakat lebih ingin mendapatkan hasil yang instan.
Namun seiring waktu
berjalan, hampir seluruh warga Jorong Tabek semangat bergotong royong memajukan
jorong. Basamo Mangko Manjadi! Demikianlah falsafah Minang yang bermakna: bila
dikejakan bersama-sama, maka akan terwujud segala impian yang awalnya terasa
sulit. Bergotong royong memang identik dengan kehidupan masyarakat Minang,
hasil warisan nenek moyang kami.
Rumah
Pintar – Program Pertama dalam Pilar Pendidikan
![]() |
Rumah Pintar di KBA Tabek |
“Satu batang aren itu harus diangkat minimal 80 orang, baru bisa diangkat,” ucap
Pak Kasri saat menceritakan tentang proses pembangunan Rumah Pintar.
Pilar pendidikan memang
menjadi fokus yang pertama. Karena bagi Pak Kasri, semua harus dimulai
dari pendidikan.
Rumah Pintar pun mulai
dibangun. Sebuah rumah panggung sederhana, yang tiangnya dibuat dari batang
aren. Pohon aren ditebang, kemudian batangnya dikumpulkan, lalu digotonglah
beramai-ramai, hingga terdiri tegak sebuah rumah panggung dengan atap
bagonjong, yang menjadi ciri khas rumah adat Minangkabau.
Rumah Pintar yang
menjadi ikon KBA Tabek. Rumah yang menjadi tempat bersilaturahmi dan bermusyawarah.
Rumah tempat anak-anak berkumpul sembari membaca buku.
Hingga saat ini, Rumah
Pintar juga digunakan untuk menyambut rombongan tamu yang hadir, merasakan
serunya “makan bajamba” alias makan bersama ala Minang, serta mengenal adat dan
budaya Minang lainnya.
Pembangunan sekolah pun
juga menjadi prioritas utama. Pak Kasri juga berkisah, bahwa sekolah yang kami
datangi itu, bahkan ada wartawan yang dulu pernah menulis, “Satu-satunya
sekolah di Sumatera Barat yang mirip kandang kuda.”
Lanjut Pak Kasri
bercerita, tentang kondisi sekolah di Jorong Tabek sebelumnya. Sebuah sekolah
yang nggak layak huni, bahkan sempat diusir karena bangunan tersebut milik
orang lain. Kemudian berpindahlah ke musholla, lalu ke tempat lain. Semua
peralatan sekolah pun dipinjam pada sekolah lain.
Atas fokus pada
pendidikan, saat ini sekolah yang kami datangi itu udah menjadi salah satu sekolah
terbaik di Kabupaten Solok. Juga merupakan sekolah dengan siswa terbanyak di
Kecamatan Hiliran Gumanti. Bahkan saking banyak peminatnya, ruang kelas pun
udah nggak cukup menampung.
“Dulu kalau ada anak-anak
yang bersekolah di sini, baru dua hari saja sudah nggak mau lagi,” lanjut Pak
Kasri.
Berawal dari Rumah
Pintar ini pula, para orang tua makin bersemangat untuk memintarkan anak-anak.
Permohonan beasiswa pun diajukan pada Astra, untuk anak-anak yang ingin
bersekolah tinggi, namun apalah daya bila ekonomi orang tua belum mencukupi.
“Kalau dulu jorong ini
merupakan jorong tanpa sarjana, saat ini Alhamdulillah di tiap rumah, ada saja
anak-anak yang sarjana. Bahkan ada yang bersekolah di luar negeri.”
Hingga saat ini pun, Astra
memberikan beasiswa pada anak-anak KBA Tabek. Besar harapan orang tua, agar
generasi penerus suatu saat nanti bisa menjadi orang besar.
![]() |
Anak-anak KBA Tabek menari piring |
Selain berfokus pada
pendidikan formal, nggak tinggal juga bagi KBA Tabek untuk melestarikan adat
dan budaya nenek moyang pada generasi penerus. Anak-anak pun diajak berlatih
menarikan tarian tradisional. Juga ada silat tradisional. Serta adat dan budaya
Minangkabau lainnya yang tak lekang oleh panas, dan tak lapuk oleh hujan.
Ketika
Tebu dan Aren, Mulai Dirasakan Manisnya oleh Warga – Membangun Pilar
Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal
![]() |
Gula aren khas Talang Babungo |
“Di Jorong Tabek ini
tidak ada bank, karena kami punya koperasi sendiri.” Sebuah penjelasan yang
membuat saya tercengang mendengarnya.
Jalanan yang sebelumnya
rusak, mulai diaspal dan sebagian lainnya dibeton. Akses menuju Pasar Alahan
Panjang pun akhirnya jadi lebih mudah dan cepat.
Hasil panen warga yang
kian mudah dijual, membuat Tim KBA Tabek juga ingin
memberdayakan hasil tebu. Sebelumnya, dibantu oleh mahasiswa KKN Universitas
Andalas Padang, sebuah pabrik mini dibangun, dengan modal dari Koperasi Serba
Usaha (KSU) Tabek.
Hasil panen tebu yang
awalnya banyak terabaikan, karena harga jualnya yang murah, sejak itu warga jadi makin semangat menjual hasil panen. Tim KBA membeli dengan harga yang
lebih layak. Tebu tersebut dijadikan produksi gula tebu atau gula merah.
![]() |
Rumah produksi gula semut di KBA Tabek |
Kembali Tim KBA
mengajukan permohonan pada Astra, akan alat produksi gula semut. Air nira hasil
panen batang aren, dibeli oleh Tim KBA dengan harga yang cukup tinggi pula.
Kemudian diproduksi menjadi gula semut kemasan.
Bagaimana cara menyalakan
mesin-mesin itu, kalau listrik aja belum ada? Tentunya Astra memasangkan
listrik terlebih dahulu.
![]() |
Gula semut produk UMKM KBA Tabek |
Saat ini, Tim KBA bisa
memproduksi 1 ton gula per hari, dari yang sebelumnya cuma 25 kilo aja. Biar makin menarik minat pembeli, gula semut
kemasan kecil 200 gram juga tersedia. Sebagai bentuk dukungan, Astra juga turut
memborong.
Selain itu, juga ada
produk UMKM lainnya, seperti keripik kolang kaling, kopi khas Talang Babungo,
jahe dan kunyit bubuk, serta kue kareh-kareh. Bagi penggemar dendeng, juga ada Dendeng Mak Itam yang siap santap.
Pada bidang peternakan,
juga ada peternakan sapi dan ayam telur, serta ayam potong. Nggak lupa dilengkapi dengan kolam ikan,
sebagai tempat silatuhrami sembari memancing. Sesuai dengan nama jorongnya, yaitu
Tabek, yang artinya kolam.
Hingga saat ini,
seluruh kegiatan masyarakat KBA Tabek, berada di bawah naungan koperasi. Betapa
penjelasan yang membuat saya tercengang, di tengah ramainya berita tentang bank
saat ini.
Selain ada koperasi,
juga ada Dana Peduli Sosial, untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan,
serta mungkin ada kondisi lingkungan yang perlu diperbaiki.
Gerakan
Bebas Sampah dan Menanam Bunga untuk Membangun Pilar Lingkungan Hidup
![]() |
Tugu Rangkiang Ecobricks dari 225 KG sampah plastik, diubah menjadi 423 botol ecobricks 600 ML |
“Banyak orang yang
melakukan studi banding di sini, namun kecewa karena banyaknya sampah…” Cerita
Pak Kasri selanjutnya, yang menjadi awal akan keindahan KBA Tabek.
Ekonomi yang mulai membaik,
membuat warga KBA Tabek jadi makin bersemangat memajukan jorong. Termasuk saat
diadakan pembekalan lingkungan. Jorong Tabek yang tadinya gersang dan
awut-awutan, perlahan mulai dirapikan.
Sebuah ide pun kembali
diterapkan, yaitu membagi KBA Tabek menjadi 11 zona hijau. Dalam 1 zona ada
40 – 50 KK. Masing-masing zona inilah yang bertanggung jawab pada lingkungan
masing-masing.
Sampah-sampah mulai dibersihkan. Kemudian bunga-bunga nan menyegarkan mata pun, satu-persatu ditanam di sepanjang ruas jalan. Sesuai nama nagarinya: Talang Babungo, yang artinya “bambu yang dipenuhi bunga”. Udara dataran tinggi Solok yang sejuk, makin menambah kesejukan KBA Tabek.
Lalu kemana
sampah-sampah itu dibuang? Kembali warga bergotong royong membangun Bank
Sampah. Oh ya, kalau sebelumnya Pak Kasri bilang, di KBA Tabek itu nggak ada
bank, ternyata sebenarnya ada ya, yaitu Bank Sampah, hihihi…
![]() |
Bank Sampah di KBA Tabek |
Satu atau dua kantongan
sampah yang sebelumnya hanya dibuang, sejak itu dapat disetorkan pada Bank
Sampah KBA. Tentunya harus dipilah dulu sampah basah dan kering. Kalau sampah
tersebut berupa plastik kemasan, cara mengguntingnya pun harus tetap rapi.
Setelah menyetorkan
tabungan sampah, para “nasabah” akan mendapat uang. Senang sekali, bukan. Dari
tumpukan sampah di rumah, bisa untuk menambah uang dapur.
Sampah kering seperti
kertas atau plastik kemasan ini, nantinya akan dijual pada pabrik yang bekerja
sama. Kemasan plastik juga bisa dijadikan berbagai macam kerajinan tangan.
Maggot untuk pengurai sampah rumah tangga |
Lalu gimana dengan
sampah basah, seperti sisa makanan atau sampah dapur? Tim KBA juga memiliki
program budidaya maggot. Berawal dari proses biokonversi dengan metode Black
Soldier Fly (BSF), akan menghasilkan maggot dan kompos.
Kemudian maggot yang
mengandung banyak protein ini, akan dibeli untuk makanan ternak.
Mendirikan
PUSKESMAS dan POSYANDU untuk Menggenapi Pilar Kesehatan
Untuk melengkapi pilar
dalam bidang kesehatan, maka KBA Tabek juga memiliki PUSKESMAS dan juga POSYANDU,
untuk mencegah stunting serta gizi
buruk lainnya pada bayi, balita, serta ibu hamil.
Berkeliling
KBA Tabek, Talang Babungo
Selesai menyantap makan
siang yang disiapkan oleh ibu-ibu, kami pun diajak berkeliling, melihat beberapa
tempat yang menjadi keunggulan KBA Tabek.
Rumah
Pintar
![]() |
Lantai atas Rumah Pintar |
Karena paling dekat
dengan lokasi sekolah, maka Rumah Pintar menjadi kunjungan kami yang pertama.
Satu persatu kami menaiki tangga. Ruangan yang cukup luas. Kala itu rame
anak-anak yang lagi membaca buku, bersama kakak-kakak mahasiswa yang lagi KKN.
Pada sudut kiri memang
ada mini perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup banyak. Kemudian juga ada
deretan piala terpajang.
Pada ruang lainnya,
dibuat ala warung kopi yang pastinya menyenangkan sekali untuk duduk-duduk,
menikmati dinginnya angin Solok.
Rumah Pintar ini makin
dilengkapi dengan rumah pohon pada sisi belakang. Spot yang cantik sekali untuk berfoto dan bervideo. Kemarin itu
rame sekali, jadi saya nggak sempat memotretnya.
Mini
Pabrik Gula Semut
Kunjungan kami
selanjutnya yaitu ke mini pabrik gula semut. Di dalamnya ada oven yang
tingginya hampir seatap.. Dengan oven ini, maka proses produksi bisa tahan
sampai 1 tahun. Jadi nggak mudah berjamur.
Sebelumnya Pak Kasri
juga menjelaskan, gula tebu dan gula aren di Sumatera Barat itu salah satunya
berasal dari Talang Babungo. Namun sulit untuk menembus pasar internasional,
karena produknya yang nggak tahan lama, cepat berjamur.
Disampaikanlah pada
Astra, bahwa Tim KBA memerlukan oven produksi. Gula semut dengan rasa yang
khas itu pun, sekarang ini jadi dapat dipasarkan lebih banyak.
Di mini pabrik ini
pula, saya sempat mencicipi gula semut khas Talang Babungo. Dengan rasa
manis yang nggak berlebihan, cocok cekali untuk dijadikan cemilan, ehhh…
Kilang
Tebu
![]() |
Anak perempuan sedang melihat anak lelaki manundo kilangan tabu |
Kilang tebu merupakan
alat tradisional untuk memeras air tebu. Walau udah memiliki mesin produksi
yang canggih, namun kilang tebu tetaplah diabadikan, untuk diperkenalkan pada
anak cucu, serta menjadi salah satu obyek wisata di Desa Wisata Budaya KBA
Tabek.
Ada palang kiri dan
kanan yang masing-masingnya didorong oleh tiga orang. Kemudian batang tebu
diletakkan di tengahnya. Palang digerakkan memutar, maka keluarlah air tebu.
Teman-teman kami juga
turut mencoba Manundo Kilangan Tabu – begitu orang Minang menyebutnya. Kalau
saya, cukupnya menikmati hasilnya dalam bentuk segelas es tebu, hehehe…
Ya, ada ibu-ibu yang
menyuguhkan pilihan es tebu jeruk dan es tebu asli, dari tebu khas Talang
Babungo.
Proses
Pembuatan Ampiang
Ampiang merupakan beras
ketan yang dihaluskan, lalu disantap dengan adukan kelapa parut dan gula aren.
![]() |
Manampih ampiang |
Kami melihat mulai dari
proses Manampih Ampiang, yaitu menampih padi untuk memisahkan batu-batu.
![]() |
Marandang ampiang |
Kemudian proses
selanjutnya adalah Marandang Ampiang, yaitu menyangrai ampiang hingga kuning
keemasan.
![]() |
Manumbuak ampiang |
Lanjut dengan Manumbuak
Ampiang, yaitu menghaluskan ampiang menggunakan lesung.
![]() |
Ampiang |
Ampiang pun siap
disajikan bersama kelapa parut dan gula aren. Kami juga mencicipi ampiang
yang disuguhkan oleh ibu-ibu.
Bank
Sampah, Peternakan Maggot, Kolam Ikan
Terakhir kami masuk ke
dalam Bank Sampah. Ruangan yang cukup luas juga, dengan bertumpuk sampah-sampah
daur ulang yang tersusun rapi di dalamnya. Nggak jauh dari Bank Sampah ini, ada
peternakan maggot dan juga kolam ikan mini.
Meraih
Penghargaan Desa yang Bersih dari Kementrian
Astra memang pembuka
jalan akan sebuah perubahan bagi masyarakat Jorong Tabek, melalui program
Kampung Berseri Astra. Namun, semangat bergotong royonglah yang membuat KBA
Tabek terus berbenah hingga saat ini.
Atas keberhasilan di
bidang kebersihan pula, KBA Tabek meraih penghargaan Program Kampung Iklim
(PROKLIM) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Kemudian KBA Tabek juga berhasil meraih 10 Besar Kampung Binaan Terbaik Astra
Hingga prestasi terus
menanjak menjadi 5 Besar KBA Proklim Berkelanjutan
Atas keberhasilan menjadi sebuah kampung yang mandiri, maka KBA Tabek pun memiliki slogan: Kampung Berseri Masyarakat Mandiri.
![]() |
Blogger Padang goes to Solok :D |
Menjelang sore, saatnya kami pamit pulang. Betapa sebuah pengalaman, sekaligus menambah wawasan yang luar biasa, atas kunjungan kami ke KBA Tabek. Terhantur rasa terima kasih teramat banyak pada Tim Astra SATU Indonesia 2025, atas roadshow yang seru sekali. Pada seluruh warga KBA Tabek, atas segala sapaan serta penjelasan yang diberikan dengan penuh kehangatan. Juga untuk hidangan yang sedap-sedap sekali. Tak lupa juga pada Tim PenaKita yang menjadikan acara terasa menyenangkan sekali.
Demikianlah kisah akan perjalanan panjang KBA Tabek, sebuah kampung yang turut dibesarkan oleh Astra selama 8 tahun lamanya. Moga dapat menambah wawasan teman-teman semua, juga dapat menjadi ide bagi teman-teman yang menyukai wisata budaya. Teriring salam dari Ranah Minang. Terima kasih banyak udah mampir.
Wah...senang sekali bisa jalan bersama ke KBA Tabek Talang Babungo. Semoga daerah ini terus maju dan berkembang, Aminnn
ReplyDeleteIya Kiem. Moga nanti ada lagi ruas Sumbar lainnya yg bisa dikunjungi ber-ramai2 :D
Delete