Dikenal sebagai “Kampung Rendang,”, Payakumbuh memang menyajikan beragam varian rendang. Salah satunya adalah rendang telur, kuliner unik yang mendatangkan plot twist bagi yang pertama kali mengenalnya. Mari simak perjalanan panjang rendang telur, si gurih krispi khas Payakumbuh, yang bisa menjadi salah satu rekomendasi oleh-oleh saat berlibur ke Ranah Minang.
Apa kabar, teman-teman?
Apa yang ada dalam
benak teman-teman kala mendengar kata rendang telur? Kalau saya dulu, rendang
telur adalah telur bulat yang direbus atau digoreng, kemudian dicelupkan ke
dalam bumbu rendang.
Hemm... sebenarnya
enggak salah juga ya. Hingga di suatu siang saat saya masih bekerja di sebuah
lembaga pendidikan di Rawamangun, ada sebuah kedai masakan Minang yang baru
buka. Saya mencoba mampir ke sana.
Sepertinya pemilik
kedai itu berasal dari Payakumbuh, karena baru kali itu saya melihat ada nasi
padang yang menjual menu rendang telur.
Saya tanya, “Itu apa
Uni?”
“Ini rendang telur.”
Hah, kok tampilannya
enggak kayak telur dimasak rendang ya, haha... Karena unik, jadilah saya
bilang, pakai itu enggak apa-apa, Uni. Kemudian saya memilih lauk utama
lainnya. Oh ya, kenapa saya masih memilih lauk utama, karena rendang telur itu
tampilannya kayak keripik. Makanya buat saya, ya buat tambahan lauk aja.
Pas saya coba, ternyata
krispi. Ibaratnya kayak lagi makan keripik telur dadar dengan bumbu rendang.
Uniknya lagi, bumbu rendangnya itu juga kering krispi, kayak serundeng halus. Rasanya
nggak begitu pedas. Sebagai cemilan atau lauk tambahan saat makan nasi, saya
suka kok.
Sampailah nasib membawa
saya menetap di kampung ini. Karena adek saya punya mertua orang Payakumbuh,
jadi tiap nginap ke rumah adek lalu mama mertuanya datang berkunjung, selalu
membawa oleh-oleh kemasan rendang telur. Di sanalah saya selalu makanin,
hahahah... Ya kalau adek saya dan suaminya kan udah biasa, sering banget pulang
kampung ke Payakumbuh atau mama mertuanya yang datang berkunjung ke rumah
anak-anaknya di Padang.
Lalu kala itu, karena
ada satu urusan juga, saya ikut main ke kampung ipar di Payakumbuh. Pulangnya,
kami menyempatkan mampir ke toko oleh-oleh Sanjay Rina.
Melihat ada rendang
telur kemasan kecil, saya jadi kepingin berbagi cerita di blog ini. Mana
tau teman-teman nantinya akan pertama kalinya mudik ke kampung halaman
pasangan, maupun akan berlibur ke Ranah Minang ini – terutama ke Payakumbuh,
jadi bisa memborong oleh-oleh kemasan rendang telur ini juga.
Rendang
Telur Kering: Berawal dari Membanjirnya Telur Ayam di Payakumbuh
Payakumbuh merupakan
salah satu kota yang berada di daerah dataran tinggi Sumatera Barat. Di sana
merupakan salah satu sentra peternakan ayam petelur. Jadi tentunya telur ayam
pun melimpah.
Bagi teman-teman
kelahiran tahun 80-an ke atas, mungkin masih mengingat masa-masa krisis ekonomi
tahun 1998 lalu. Nah, produksi telur yang melimpah, sementara kondisi ekonomi
lagi enggak baik-baik aja, menjadikan masyarakat putar otak agar telur ayam itu
tidak terbuang sia-sia.
Hingga Ibu Ernawati
dari Usaha Rendang Yolanda, membuat inovasi rendang telur ini. Siapa sangka,
dari yang awalnya dijadikan sajian saat ada perayaan adat dan hari besar di
Payakumbuh, ternyata saat ini kuliner rendang telur khas Payakumbuh menjadi
salah satu oleh-oleh kemasan yang diburu para wisatawan saat berkunjung ke
Ranah Minang.
Inovasi rendang telur
ini terus berkembang di Payakumbuh:
* Pada tahun 2000, Rendang Erina juga turut
mempopulerkan oleh-oleh rendang telur.
* Lalu pada tahun 2002, Dapoer Rendang Riry -- rendang telur kemasan yang adek saya beli ini -- juga
memproduksi.
* Pada tahun 2005, rendang telur kemasan terus
berkembang di beberapa bisnis kuliner khas Minang.
Hingga pada tahun 2015,
Payakumbuh menjadi sentra produksi rendang, terutama di Kelurahan Sungai
Durian. Karena keahlian masyarakatnya dalam menyajikan beragam varian rendang,
menjadikan Payakumbuh sebagai “Kampung Rendang Payakumbuh”.
Memasak Rendang Telur, Simbol Telaten yang Membumbung Tinggi
Saya bisa memasak
rendang, tapi apakah saya akan mencoba memasak rendang telur khas Payakumbuh
ini? Oww tentu tidak, hahahah... Karena rendang telur ini enggak cuma tentang
kita paham takaran bumbu dan cara memasak rendang aja, namun perlu kadar
telaten yang membumbung tinggi Dan itu tidak ada dalam diri saya, hahahah...
Dari buku Rendang
Traveler karya Uni Reno Andam Suri yang saya baca, ketika ingin memasak rendang
telur, ada tiga tahap utama:
1. Membuat Keripik
Telur Dadar
* Perlu disiapkan 45 butir telur ayam, 1 kilo
tepung terigu, dan 1 kilo tepung beras.
* Telur ayam sebanyak itu dipecahkan semua ke
dalam wadah, kemudian dicampurkan tepung terigu dan tepung beras. Setelah
diaduk hingga merata, disiapkan minyak untuk menggorengnya.
* Minyak goreng yang dituang ke dalam kuali,
dicampurkan dengan minyak rendang. Jadi sebelumnya dimasak dulu bumbu
rendangnya sampai keluar minyak.
* Kemudian, adonan telur dadar itu dimasukkan
sedikit demi sedikit, menjadi dadar tipis. Langkah itu terus dilakukan sampai
adonan habis.
* Telur dadar tipis itu nantinya akan terasa
krispi dan agak pedas, karena menggorengnya kan dicampur dengan minyak rendang.
Kemudian telur dadar tipis ini dipotong-potong, jadilah seperti keripik.
2. Proses Pemasakan
Ulang dengan Bumbu
* Keripik telur ini kemudian dimasukkan ke
dalam bumbu rendang yang udah berminyak dan mulai mengental.
* Keripik telur yang tadinya krispi itu akan
melunak kembali. Terus diaduk sampai akhirnya bumbu rendang mengering, kayak
rendang daging sapi yang biasa kita makan. Keripik yang tadinya melunak itu
pada akhirnya jadi krispi lagi.
3. Penirisan dan
Pengemasan
* Rendang telur pun ditiriskan hingga
minyaknya semua turun. Rendang telur yang udah kering inilah yang disajikan
sebagai lauk di meja makan, maupun dikemas sebagai oleh-oleh.
Dari proses memasak
yang tiga lapis itu: memasak bumbu rendang, menggoreng keripik telur dadar,
lalu mengaduk kembali keripik telur bersama bumbu, udah terasa sangat ribet
buat saya, hahaha... Selain lamang, ini salah satu kuliner khas Minang lainnya
yang enggak akan saya masak, haha…
Eh maap, kalau
ngomongin lamang, dulu saya pernah kena semprot sama cewek dari negeri
tetangga. Konon katanya, lemang itu berasal dari Malaysia. Jadi kalau misalnya
saya bilang lamang khas Minang, tentunya merujuk pada tradisi malamang – memasak lamang saat perayaan
adat Minang dan hari-hari besar tertentu.
Balik lagi ke rendang
telur. Kayak yang udah saya tulis di atas, kalau saat ini beragam pengusaha
kuliner khas Minang menjual rendang telur kemasan. Mulai dari kemasan pouch 200 gram yang saya beli ini,
kemudian juga ada kemasan toples 500 hingga 1 kilo.
Pada post berikutnya, saya mau ngasih
rekomendasi rendang telur kemasan pouch
yang saya cobain kemarin. Mana tahu teman-teman juga tertarik untuk mencobanya, baik secara langsung saat liburan ke Ranah Minang, maupun membeli online di e-commerce.
Oke itu dia cerita saya
tentang rendang telur khas Payakumbuh. Moga bermanfaat buat teman-teman semua.
Makasih banyak ya udah mampir.
No comments:
Post a Comment
Hai temans, makasih banyak ya udah meluangkan waktu untuk mampir. Semua komen dimoderasi dulu ya. Jangan lupa untuk mampir pada postingan lainnya.