Liburan Cara Aku - Miss Flashpacker Bareng Traveloka

#LifeYourWay – begitupun dengan traveling. Tiap orang punya alasan, tujuan, dan gaya traveling masing-masing. Berikut ini traveling cara aku – Miss Flashpacker dengan segala tujuan traveling-nya. Serta, liburan yang kayak gini yang asyik bangettt...


Apa kabar, teman-teman?


“Liburan kok nggak ngajak-ngajak?”


Mungkin teman-teman sering dapat pertanyaan kayak gitu, atau mungkin teman-teman sendiri yang sering ngucapin ke orang-orang terdekat, hahah... Yang pasti, kalimat itu nggak bakalan keluar dari lidah maupun jemari saya. Waelahhh... sombong amat lu, Nit, hahahah...


Gini... Saya bukanlah orang yang duitnya banyak sampe luber-luber. Dulu saya cuma seorang guru les, yang tiap bulannya harus membayar dan membeli ini itu di tanah ibukota. Tapi saya punya impian, setidaknya setahun sekali, bisa merasakan traveling kayak teman-teman atau banyak orang lainnya.


Itu artinya, saya harus punya another income yang saya dapat dari ranah digital. Mulai dari jadi penulis teenlit, hingga menjadi blogger, serta kerja sama di ranah social media juga. Upah yang masuk saya kumpulkan, sembari atur izin, jangan sampe berbarengan dengan jadwal ujian sekolah murid-murid.

 


Tentu Saya Punya Alasan Kenapa Ingin Traveling


Naik Glass Cable Car di Genting Highlands - hayoo tebak, sepatu saya yang mana?

“Kalau emang uangnya ngepas, ngapain harus traveling, Nit?”


Mungkin teman-teman ada yang bilang gini. Tentu saya punya alasan, kenapa dibalik uang yang terbatas, saya tetap pingin traveling setidaknya setahun sekali.

 


Berikut ini 3 alasan, kenapa saya masukkan traveling dalam bagian dari impian hidup ini:


Glass Cable Car di Genting Highlands 


Untuk Refreshing dan Menambah Semangat


Menjalani segala rutinitas sebagai private teacher, tentu ada kalanya bikin saya jenuh. Apalagi kalau udah musim ujian, saya bisa ngajar dari Senin hingga ke Senin lagi. Weekend pun tetap bablas ngajar. Saya dapat uang lebih, oww jelas. Tapi ya tetap nggak memungkiri, kalau saya letih.


Saat itulah saya terpikir untuk pergi liburan yang dekat-dekat aja, kisaran 3 atau 4 hari. Ini beneran, saya jadi lebih relax dan makin semangat pula nyari duit sepulang liburan. Sembari membangun impian akan traveling selanjutnya...

 


Untuk Menambah Wawasan dan Pengalaman Baru


Saya senang belajar banyak hal, menambah wawasan, dan mencoba hal-hal baru. Termasuk traveling. Selain untuk refreshing, liburan yang saya inginkan juga yang bisa menambah pengalaman baru.


Makanya saya nggak bisa join traveling dengan sembarang orang. Bahkan teman-teman yang kenal baik pun, belum tentu saya pingin liburan bareng mereka. Harus dengan orang-orang yang tujuan traveling-nya kurang lebih sama dengan saya. Biar sama-sama nyaman.

 


Untuk Materi Blog


Saya membangun blog ini kisaran tahun 2008. Mulai dari catatan enggak jelas, lalu blog ini saya jadikan untuk menyimpan catatan traveling sepulang dari Jogja. Ternyata diary flashpacker saya ke Jogja naik Trans Jogja, cukup bagus juga sambutannya. Diary traveling yang saya tulis, sembari menunggu ide menulis teenlit selanjutnya.


Kemudian saya memilih fokus dalam ranah blog. Sejak blog ini udah terpasang adsense, makin semangat lah saya menulis diary traveling.


Saya menulisnya selengkap mungkin, biar bisa membantu teman-teman pembaca yang pingin ke sana juga. Makin banyak yang baca, tentu peluang menghasilkan dollar-nya mudah-mudahan nambah terus, hehe...


Ini pula yang bikin saya cuma bisa traveling, dengan orang-orang yang tau tujuan traveling saya untuk apa. Nggak melulu saya pergi dengan teman-teman sesama blogger. Tapi teman-teman yang udah hapal banget dengan dunia saya.

 

 


Traveling ala Saya dan Travelmates Terbaik


Siang di Watu Payung, Jogja. Silau, jadi gelappp...


Ada orang-orang yang traveling menggunakan jasa travel agent. Jadi segalanya udah dipersiapkan oleh tour leader, mulai dari tiket pesawat, penginapan, tempat-tempat yang dituju, makan, serta private car or bus yang akan membawa jalan-jalan.


Kemudian juga ada orang-orang yang melakukan traveling secara mandiri. Ini pun dibagi lagi menjadi backpacker dan flashpacker. Backpacker merupakan orang-orang yang melakukan liburan secara mandiri, dengan dana yang seirit mungkin.


Sementara flashpacker, bisa dibilang di atasnya para backpacker. Sama-sama pelaku liburan tanpa jasa travel agent, cuma kalau flashpacker mengeluarkan dana sesuai dengan kenyamanan masing-masing.

 


MeMiss Flashpacker dengan Middle Budget


Dari ketiga jenis traveling di atas, gaya liburan saya masuknya ke flashpacker dengan middle budget. Nggak mungkin saya dan travelmates memilih traveling macam Teteh Syahrini, hahah... Duitnya kagak cukup, pemirsahhh...


Tapi, kami pun juga nggak mau berpatokan dengan “yang paling murah”. Misal tiket pesawat ini paling murah, tapi pesawatnya terkenal sering bermasalah, lah takut saya. Atau waktu keberangkatannya nggak pas dengan kondisi masing-masing.


Begitupun dengan penginapan. Demi mengejar yang paling murah, tapi entah hotelnya jauh, nggak nyaman, apalagi berhantu, hahahah... Saya nggak mau juga, takut dicekek hantu ntar.


Lalu, gaya traveling saya dan travelmates juga lebih kayak orang kelayapan. Bukan dengan agenda padat yang sehari harus ngunjungin sekian tempat wisata, tapi di 1 tempat wisata cuman sebentar-sebentar.


Santai-santai aja, karena tujuan traveling saya untuk relax kan. Kalaupun ada tempat yang kurang waktunya, ya udah ntar pergi lagi.

 


Traveling dengan Small Group


Karena pingin refreshing juga, makanya saya lebih suka flashpacker berdua, bertiga, atau maksimal berempat. Pokoknya cukup 1 kamar hotel aja, hahahah... Udah gitu kalau berempat juga hitungannya 1 Gr4b Car, andai kami harus menuju tempat yang rasanya lebih enak kalau menggunakan kendaraan tersebut.


Kalau kelewat rame, tentu akan lebih rempong karena nggak ada tour leader yang mengatur.


Biasanya seminggu atau 3 hari sebelum berangkat, kami akan diskusi fix itinerary. Kalau raw itinerary tentu udah sejak kami merencanakan traveling bareng. Mulai dari tempat wisata, yang sebisa mungkin keinginan masing-masing bisa terlaksana. Biasanya sih incaran kami mirip-mirip.


Nggak lupa kami bahas tentang kulineran. Mulai dari makanan khas yang harus dicoba, berikut food court yang dekat dengan tempat wisata.


Lalu juga tentang transportasi. Sebisa mungkin kami nyobain transportasi umum di sana, karena kami senang mencoba pengalaman baru. Kalau memang rasanya menyulitkan, barulah kami naik Gr4b.


Itinerary bukan berarti kaku harus dijalani. Terkadang kami berubah haluan. Tapi dengan adanya itinerary, traveling jadi jauh lebih menyenangkan.

 


Tempat Wisata Favorit Saya


Biasanya ketika saya dan travelmates mengajukan raw itinerary, ini nggak jauh dari ketiga tema ini. Ada apa aja...

 


Wisata Budaya


Kek Lok Si Temple, Penang


Saya pecinta wisata budaya. Mulai dari tempat-tempat bersejarah, museum, tempat ibadah keyakinan lain yang dijadikan tempat wisata juga, festival budaya, dan segala yang berkenaan dengannya.

 


Wisata Alam


Puncak Becici, Jogja

Saya juga senang dengan wisata alam, tapi yang nggak ekstrim ya, hahah... Macam naik gunung, naik bukit yang berkelok-kelok sekian kilo jalannya licin pula, oww kagak dah, hahahah...


Jadi wisata alamnya kayak ke pantai, lihat sungai, trus kayak ke hutan pinus gitu sewaktu ke Jogja. Kalau di Sumatera Barat ini ada Ngarai Sianok dan Lembah Harau.


 

Wisata Kuliner


Rojak Pasembur Penang

Apalah artinya traveling kalau nggak nyobain kuliner khasnya, haha... Setidaknya ini bagi saya. Seringkali malah saya pingin pergi ke suatu tempat, karena pingin nyobain kulinernya.


Makanya kuliner dan rekomendasi food court harus kami masukkan dalam fix itinerary. Kami bukan orang yang makan “terserah”, hahah...

 


Dari semua tema traveling di atas, saya seneng banget ketika mendapati travelmates yang kurang lebih sama. Bahkan, ada yang lebih dari relax dan menambah wawasan, yang saya dapat dari traveling. Tentunya, itu menjadi best traveling moment bagi saya...

 


Best Traveling Moment yang Nggak Akan Saya Lupakan


Sama Puput di Chin Swee Temple, Genting Highlands

Traveling saya bersama travelmates bisa dibilang semuanya best kok. Tapi dari semuanya, ada 3 diary traveling yang bagi saya lebih dari sekedar refreshing dan menambah pengalaman baru. Traveling yang makin mengingatkan diri saya untuk jadi orang yang lebih baik. Begini ceritanya...

 


Traveling Bikin Hati Saya Makin Yakin untuk Berhijab


Sama Mba Piet paling tengah, Mba Ninna tas merah di Farm Houese Lembang

Kala itu saya traveling ke Singapur dan Melaka bareng Mba Pipiet dan Mba Ninna. Kami naik bus dari Singapur, turun untuk check imigrasi keluar Singapur, naik bus lagi lalu turun lagi untuk check imigrasi masuk Melaka, kemudian naik bus lagi hingga di terminal Melaka. Lalu naik bus lagi ke Jonker St.


Singapur panas banget siang itu. Begitupun Melaka. Saya perhatikan kedua travelmates ini. Kok mereka nyantai aja ya berhijabnya. Nggak kelihatan gerah gitu. Sejak itu hati saya makin yakin untuk berhijab.


I talk to myself... Kalau suatu saat nanti traveling bareng mereka, saya udah berhijab! Finally saya ke Kuala Lumpur bareng Mba Piet. Kemudian ke Lembang bareng Mba Piet dan Mba Ninna. Tentunya... saya udah berhijab.

 


Diajak Berkeliling dan Ditraktir Makan oleh Orang yang Saya Baru Bertemu


Sama Mba Cici di KLCC Park, Kuala Lumpur

Ada salah seorang teman yang saya kenal melalui instagram. Kakak ini tinggal di Kuala Lumpur, menikah dengan lelaki sana. Seringkali saya bilang, moga suatu saat nanti kita bisa ketemuan di Kuala Lumpur ya.


Seiring waktu berjalan, saya diajak Mba Pipiet ke Kuala Lumpur. Mba Piet bawa 2 temannya yang lain dan anak-anaknya. Mereka mau ke Sunway Lagoon. Lalu saya bilang, hari pertama nanti saya misah ya. Mau ketemu Mba Cici.


Senang banget rasanya ketika Mba Cici bilang, mau nyamperin saya ke penginapan kami di seberang Sungei Wang, Bukit Bintang. Ternyataaa... Mba Cici datang sama suaminya, bawa mobil.


Abang mengantar kami ke KLCC Park, lanjut kami lunch, kemudian Abang membawa kami ke Dataran Merdeka. Lanjut saya dan Mba Cici kelayapan dan kulineran sampe sore. You know what, semua saya dapatkan free...


“Saya senang baca blog Mba Nita. Makanya nggak nyangka kalau kita beneran bisa ketemuan. Jangan pikirin uang aku yang keluar. Simpan ringgitnya, biar nanti bisa ke sini lagi.”


Sejak itu I talk to myself... Saya pingin jadi orang yang baik dan setulus mungkin dengan banyak orang...

 


Ketika Saya Dianggap Jujur


Ini sewaktu ke Kuala Lumpur bareng Mba Piet juga. Mba Piet ngabarin, karena kita perginya pas high season, jadi tiket pesawatnya harus dipesan cepat-cepat.


“Yah tapi uangnya adanya tanggal sekian, Mba Piet.”


“Santai aja, gue talangin dulu. Yang penting Nita jadi ya...”


“Waduh jadi ngerepotin Mba Piet dong.”


“Ya Allah, Nitaaa... Kayak kita orang lain aja!”

 

Sama Mba Nila dan Mba Dini di Chew Jetty Penang

Lalu pernah juga, ketika saya ke Penang sama Mba Dini dan Mba Nila. Kalau ini tentang penginapan, yang kami berangkat pas moment Imlek.


“Aku udah booking penginapan Mba Nita. Kalau nanti-nanti takut penuh. Udah ntar aja bayarnya...”


Kala itu memang kami nginapnya di hostel, karena hotel yang strategisnya udah pada penuh.


 

Saya jadi terharu deh. Orang lain bisa percaya saya, untuk uang yang nggak sedikit. I talk to myself... Saya nggak boleh berhenti jadi orang yang jujur!

 


Impian Traveling Saya Selanjutnya


Pingin ngopi white coffee langsung di Ipoh

Kala itu saya dan teman-teman food bloggers serta instafoodies menghadiri launching OldTown White Coffee di Arkadia, Jakarta Selatan. Dari sanalah saya tau akan white coffee yang menjadi kuliner khasnya Ipoh, Malaysia. Wah moga suatu saat nanti, saya bisa ngopi-ngopi white coffee ini langsung di Ipoh.


Kemudian saya melihat Mba Dini juga yang abis traveling ke Ipoh. Makin besarlah keinginan saya untuk bisa liburan ke sana. Tapi Allah belokkan mimpi saya dulu, liburan bareng Mba Dini dan Mba Nila ke Penang, haha...


Setelah itu pandemi tiba, saya pun punya keinginan ke Ipoh dengan Mba Dini dan Mba Nila. Ipoh merupakan kota tua yang tenang, mirip Penang. Udah gitu kopi dan kulinerannya enak-enak. Begitu cerita Mba Dini.


Memang nggak mencari tempat yang hiruk pikuk, karena kala itu kami cuma pingin rehat dari suntuknya pandemi, haha...


Pandemi yang berkepanjangan, bikin tabungan saya lama-lama menipis. Saya udah nggak ngajar lagi. Lalu karena ada beberapa hal, saya memutuskan tinggal di kampung ini.


Tapi, traveling ke Ipoh selalu di hati. Moga nanti kesempatannya ada. Saya bisa main ke Jakarta, kemudian capcuss deh ke Ipoh lewat Kuala Lumpur.

 


Ini dia 3 hal yang pingin saya lakukan, kalau saya bisa kelayapan ke Ipoh:

 

Pingin Ngopi


“Pingin ngopi doang ngapain jauh-jauh ke Ipoh segala, Nit?”


Layaknya makan nasi padang, ketika makan di kampung ini, rasanya jauh lebih mantap – menurut saya. Nah begitupun tentunya kalau saya nyobain white coffee langsung di Ipoh.


Konon katanya, ada sebuah kawasan OldTown White Coffee di Ipoh. Bahkan sampe ada mural dikasih nama An Old Uncle Drinking Coffee, yang didedikasikan untuk OldTown White Coffee - yang menjadi ikonnya kota Ipoh. Waaa... keren ya...


Di sana, kita bakalan nyobain rasanya white coffee dengan berbaur dan bersahaja, karena kedai kopinya ini secara terbuka – macam di kaki lima atau rumahan dengan meja melingkar dan kursi-kursi yang menjadi ciri khasnya.


Wah kayaknya seru banget ya. Sana pingin ke sana!

 


Pingin Kulineran


Kala itu saya nyobain ais cendol di Penang. Katanya di Ipoh ini ais cendolnya punya rasa yang khas. Cendol Malaysia ini ada tambahan kacang merah dan jagung, pake gula merah Melaka. Saya pingin jajan ais cendol durian, hahah...


Trus saya penasaran dengan nasi ganja, hahah... Konon dikasih nama ganja, karena abis makan bakalan ketagihan terus. Waduhh repot juga dong. Bakalan kangen Ipoh terus nih, haha...


Nasi ganja dimasak dalam priuk tembaga. Mirip nasi padang dengan kuah-kuah dan banyak pilihan lauk. Lauk favorit nasi ganja ini ayam kuah merah dengan kuah kari yang kental.


Lalu saya pingin nyobain juga mee kari khas Ipoh. Mie kuning yang dimasak campuran ayam dan toge, dengan kuah kari yang khas.


Teh tarik ikat tepi

Uwww... pokoknya saya pingin kulineran banyak-banyak di Ipoh, termasuk jajan teh tarik ikat tepi, hahah...

 


Pingin ke Tempat Wisata


Walau tujuannya wisata kuliner, tapi tempat wisata juga nggak kalah penting dong. Saya pingin mengunjungi tempat-tempat yang terbilang wisata sejarah ya...


Saya pingin mengunjungi Kek Lok Tong. Sebuah komplek kuil Buddha yang berada dalam gua di Gunung Rapat. Kuil di dalam gua, buat saya ini menarik banget.


Saya juga pingin ke Kellie’s Castle yang cukup terkenal ya. Sebuah bangunan tua yang memiliki ruang bawah tanah. Konon katanya angker, tapi saya penasaran, haha...


Lalu, saya juga pingin mengunjungi Taman Rekreasi Gunung Lang. Lihat danaunya kok katanya adem amat. Lokasinya juga nggak jauh dari pusat kota Ipoh.


Dan tentunya tempat-tempat lain yang nggak kalah menarik. Jadi nggak sabar pingin ke Ipoh deh...

 


Liburan Nyaman dengan Biaya Terjangkau Bareng Traveloka



Traveling ala flashpacker dengan middle cost, tentu sebisa mungkin kami mencari yang biayanya terjangkau, tapi tetap yang bikin nyaman.


Tiket pesawat dan penginapan, andalan kami memang memesan lewat Traveloka. Kadang yang pesan saya, kadang travelmates.

 


Ini dia alasan kami memesan tiket pesawat dan penginapan melalui Traveloka:

 

Terpercaya


Traveloka merupakan jasa untuk memesan tiket pesawat, hotel, dan beberapa lainnya secara online, yang udah ada sejak tahun 2012. Sampe sekarang, terbilang aman untuk kami beli tiket pesawat dan hotel.


Serem kan kalau kita beli tiket pesawat atau hotel yang palsu. Apalagi ke negeri orang, haduwww...

 


Bisa Pesan Lewat Website Maupun Aplikasi


Tiket pesawat dan hotel yang kami inginkan, bisa dicek harganya dan dipesan, baik lewat website maupun aplikasi mobile phone.

 


Fasilitasnya Beragam


Selain tiket pesawat dan penginapan, di Traveloka juga pesan tiket kereta api, bus, holiday stays, taman bermain, dan juga spa. Komplit ya...

 


Sistem Pembayarannya Banyak


Untuk membayar tiket juga banyak alternatifnya. Mulai dari transfer bank dan ATM, internet banking, bayar di Indomaret dan Alfamart, kartu kredit, PayLater Traveloka, hingga saldo UANGKU.


Kalau kami biasanya menggunakan transfer m-banking aja sih.

 


Harga Terjangkau dan Banyak Promo


Kalau kita punya aplikasi Traveloka, nanti bakalan nerima notifikasi harga tiket yang terbilang rendah. Udah gitu juga bertabur promo. Makanya mesti dikepoin terus..

 


Okay, ini dia traveling ala aku bareng Traveloka. Gaya traveling yang nggak harus sama dengan seleranya orang lain. Layaknya kehidupan sehari-hari, traveling pun saya maunya jadi diri sendiri. Begitupun dengan teman-teman kan. #LifeYourWay ! Pokoknya ikuti suara hati untuk jalani hidup dengan caramu. Moga bermanfaat bagi teman-teman. Makasih banyak ya udah mampir...

No comments:

Post a Comment

Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P